Ketika KERJAMU TIDAK DIHARGAI, maka saat itu kau sedang belajar arti KETULUSAN. Ketika USAHAMU dinilai TIDAK PENTING, maka saat itu kau sedang belajar arti KEIKHLASAN. Ketika HATIMU terluka SANGAT DALAM, maka saat itu kau sedang belajar arti MEMAAFKAN. Ketika kau harus LELAH & KECEWA, maka saat itu kau sedang belajar arti KESUNGGUHAN.

Jumat, 26 November 2010

Rasa Malu Yang Hilang Akan Membinasakan

Sahabat Hikmah...
Malu itu sebagian dari iman.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. : Nabi Saw. Pernah bersabda ; “Iman meliputi lebih dari enam puluh cabang atau bagian. Dan Al haya’ (rasa malu) adalah sebuah cabang dari iman.” (HR. Bukhari)

Rasa malu itu keberkahan.
Dengan rasa malu kita terhalang dari dosa.
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshari Al Badri ra. berkata, Rasulullah saw telah bersabda, “Sesungguhnya sebagian yang masih dikenal umat manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah: ‘Bila kamu tidak malu, maka berbuatlah sesuka hatimu.”  (HR. Bukhari)



Kebinasaan seseorang dimulai dari hilangnya rasa MALU...
Bila sudah tidak ada rasa malu, maka dia menjadi manusia bebas.
Bebas tanpa aturan, dan bebas berbuat sesuai hawa nafsu.
Tuhannya hanyalah nafsunya.
Sehingga hidupnya bergelimang dosa.

 “Sesungguhnya Allah jika menghendaki memBINASAkan seorang hamba,
maka Dia menCABUT dari orang itu rasa MALU.

Jika telah tercabut darinya rasa malu,
engkau tidak menjumpai orang itu kecuali berGELIMANG DOSA.

Jika engkau tidak menjumpai kecuali bergelimang dosa,
dicabut (pula) dari dirinya AMANAH.

Jika telah dicabut darinya amanah,
engkau tidak menjumpainya kecuali sebagai orang yang berKHIANAT dan diKHIANATi.

Jika engkau tidak menjumpainya kecuali dalam keadaan berkhianat dan dikhianati,
maka dicabut darinya RAHMAT (Allah).

Jika telah dicabut darinya rahmat (Allah),
engkau tidak menjumpainya kecuali dalam keadaan terKUTUK dan terLAKNAT.

Jika engkau tidak menjumpainya kecuali dalam keadaan terkutuk dan terlaknat,
maka diCABUT darinya IKATAN dengan ISLAM”.

(HR. Ibnu Majah)

"Jika Allah hendak menghancurkan suatu kaum (negeri), maka terlebih dahulu dilepaskannya rasa malu dari kaum itu." (HR. Bukhari - Muslim)

Tetapi rasa malu yang dimaksud adalah menurut para sahabat Rasul, yang malu untuk berbuat dosa dan bukan ukuran manusia jahil yang malu untuk berbuat kebaikan, seperti malu ke masjid, malu ke pengajian dsb.

Seorang sahabat Rasulullah bertanya tentang kebajikan dan dosa, dan dijawab :
Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain.” (HR. Muslim)

Jadi bila kita malu berbuat kebaikan dan tidak malu berbuat dosa...
Jangan-jangan kita adalah ummat yang akan binasa.
Na'udzubillahi min dzaalik

Wallahu a’lam bi showab

O.F.A


0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentar positif dan membangun dari blogger sekalian.

Dua Tetes dan Dua Bekas yang Paling Dicintai Allah

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetes dan dua bekas. Setetes air mata yang menetes karena takut kepada Allah, dan setetes darah yang tumpah di jalan Allah. Adapun yang dua bekas, maka yaitu bekas-di antaranya adalah bekas jihad-di jalan Allah, dan bekas dari melakukan kewajiban di antara kewajiban-kewajiban dari Allah.” (HR. Tirmidzi). Abdullah bin Umar, semoga Allah senantiasa meridhai keduanya berkata: “Sungguh aku meneteskan air mata karena takut kepada Allah itu lebih aku cintai daripada aku bersedekah seribu dinar.” (HR. Baihaqi dalam Sya’bul Iman).

Sebagian Amal Ahli Surga

Nabi saw bersabda: Sungguh jika seorang muslim berinteraksi dengan masyarakat dan sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (akibat interaksi), lebih baik daripada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat dan tidak sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (HR. at-Tirmidzi, 9/416).

Mengikuti Sunnah

Umar bin Abdil Aziz pernah berkata: Rasulullah saw dan para pemimpin setelahnya telah menjalankan berbagai sunnah. Mengambil sunnah tersebut sama dengan membenarkan kitabullah, menyempurnakan ketaatan kepada ALLAH dan menguatkan agama ALLAH. Siapa saja yang mengamalkannya niscaya akan mendapatkan petunjuk, siapa yang memohon pertolongan kepada ALLAH dengan menjalankan sunnah maka ia pasti akan ditolong. Siapa yang menyalahi sunnah maka ia telah mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, ALLAH akan memalingkannya dari kebenaran dan memasukannya ke neraka jahannam

(Ibnu Abdil Barr dalam jami’ bayan al-ilm juz 2 hal 187)

Pengaruh Dosa dan Taat

Rasulullah SAW telah bersabda: perumpamaan orang yang melakukan keburukan (dosa) kemudian melakukan kebaikan (taat) seperti orang yang memakai baju sempit yang mencekiknya. Kemudian dia berbuat baik maka lepaslah 1 lingkaran, kemudian ia berbuat baik lagi, maka lepaslah 1 lingkaran yang lain hingga akhirnya ia bisa melepaskan dirinya dari cekikan baju tersebut. (HR. Ahmad & Thobroni)

Hati Bersih dan Kotor

Rasulullah SAW pernah bersabda: Fitnah (dosa) akan datang menyambangi hati berturut-turut secara bergantian. Maka hati mana saja yang dimasukinya akan terdapat titik hitam, dan hati mana saja yang mengingkarinya maka terdapat titik putih, hingga ahirnya adalah 2 hati. Pertama, hati yang putih bersih seperti batu yang licin dan mengkilap, hati seperti ini tidak akan bisa dipengaruhi oleh fitnah (dosa) selama ada langit dan bumi (selamanya). Kedua, hati yang hitam legam bagaikan gelas yang terbalik (tumpah), hati seperti ini tidak mengenal kebaikan (Islam) dan tidak mengingkari kemungkaran kecuali hanya mengenal nafsu yang masuk kedalamnya. (HR. Muslim)
 

. Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers