Ketika KERJAMU TIDAK DIHARGAI, maka saat itu kau sedang belajar arti KETULUSAN. Ketika USAHAMU dinilai TIDAK PENTING, maka saat itu kau sedang belajar arti KEIKHLASAN. Ketika HATIMU terluka SANGAT DALAM, maka saat itu kau sedang belajar arti MEMAAFKAN. Ketika kau harus LELAH & KECEWA, maka saat itu kau sedang belajar arti KESUNGGUHAN.

Selasa, 30 November 2010

Ditutup Sayang

Oleh Kiptiah

Fenomena wanita berjilbab bukan hal baru yang dapat ditemui di kota besar Jakarta atau kota lainnya. Maha Suci Allah yang telah menganugerahkan Hidayah kepada hamba-hambaNya untuk menutup aurat mereka.
Namun bila diperhatikan, ada banyak kejanggalan yang terlihat dari maraknya muslimah berjilbab. Berjilbab tapi telanjang. Ya, seperti itulah yang sekarang marak terlihat di mana-mana. Mereka yang menutup rapat seluruh tubuh mereka tapi sayang untuk menutup secara benar semua lekuk tubuh mereka. Berkerudung pendek disertai dengan kaos lengan panjang yang menampakkan lekuk payudara serta bercelana jeans yang menampakkan betapa indah dan jenjangnya kaki mereka.

Wanita adalah makhluk ciptaan Allah yang indah. Setiap jengkal dari tubuh mereka bernilai keindahan. Jika dahulu, para wanita memiliki rasa malu dan takut yang teramat sangat sehingga menampakkan auratnya pun mereka enggan. Takut kepada Allah akan adzab yang mereka terima jika melanggar perintah Allah dan malu jika aurat mereka terlihat oleh yang bukan muhrim.


Zaman kian bergeser, modernisasi merambah dalam setiap sendi kehidupan. Berdalih kebebasan dan hak asasi manusia, rasa malu dan takut semakin terkubur hingga tak lagi tampak oleh hati. Hal tersebut juga menandakan keberhasilan setan dalam mengupayakan kesesatan anak manusia. Upaya syetan yang bermula dari bisikan dan keteguhan untuk membawa anak cucu Adam menjadi teman setianya di neraka jahannam.

Bisikan untuk sedikit demi sedikit mengubah cara berpakaian dari yang tertutup lalu terbuka secara terus menerus hingga keimanan menjadi goyah. Hal-hal yang sebelumnya tabu menjadi terbiasa akibat pembiasaan yang dilakukan misalnya ketika dahulu memakai pakaian mini menjadi hal yang memalukan tapi tidak dengan sekarang. Bisikan setan yang melingkupi hati manusia untuk menghilangkan rasa malu tersebut. Bahkan pakaian yang semestinya tidak boleh ditampakkan di depan lawan jenis, kini bagaikan barang wajib yang harus ditampilkan untuk menarik perhatian kaum adam.

Tubuh wanita menjadi sesuatu yang murah akibat perbuatan wanita itu sendiri. Na’udzubillah.
Padahal Allah SWT sebagai sebaik-baik Pencipta, telah memberikan aturan-aturan yang bertujuan untuk melindungi hamba-Nya dan senantiasa selalu berdampak manfaat. Walaupun acapkali hal tersebut tak pernah digubris dan menganggap bahwa aturan-aturan tersebut mengekang kebebasan hak mereka sebagai manusia.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59, dengan tegas Allah SWT mengingatkan kepada hambaNya:
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dan juga dalam Al-Qur’an surat An Nuur ayat : 31
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Kejadian-kejadian yang menimpa kaum muslimah di dunia ini adalah akibat dari kelalaian mereka dalam mengamalkan perintah Allah. Melakukan tidak sepenuh hati. Yang akhirnya banyaknya kasus pelecehan seksual dan sebagainya. Banyak yang berkerudung (disebut kudung gaul, yang berkerudung hanya sampai keleher tapi tetap memakai baju ketat) merasa tak berdosa untuk berjalan di tempat umum sambil menggandeng pria yang bukan muhrim, melakukan aktifitas pacaran dan perbuatan buruk lainnya. Tidakkah mereka berfikir, hal tersebut justru akan menjelekkan citra jilbab. Tapi memang, sesungguhnya nafsu dapat menutup logika manusia untuk dapat berfikir mana yang haq dan mana yang bathil.

Jika kita telah menutup aurat dengan sempurna, lalu ada yang beranggapan negatif tentang kita, biarkan saja toh niat kita hanya ingin melindungi diri dan mematuhi perintah Allah SWT. Mengapa harus menunggu untuk merasa siap untuk melakukan suatu kebaikan. Mengapa harus berkata “saya mau menjilbabkan hati dahulu sebelum saya berjilbab”. Jika tidak sekarang, kapan lagi taubat itu dilaksanakan ? Sedangkan perbaikan itu dapat dilakukan seiring pemakaian jilbab. Dan jilbab itu sendiri adalah “rem” otomatis yang dapat kita gunakan tatkala kita berniat melakukan aktifitas yang negatif. Tentu saja jika berjilbab sebagaimana yang syari’at ajarkan. Yaitu mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan (tidak hanya sampai ke leher), tidak ketat (tidak menampakkan lekuk tubuh), tidak transparan, berbahan tebal, corak tidak berlebihan dan tidak menyerupai wanita kafir.

Wallahua’lam.
(hanya sekelumit goresan yang terlahir dari pengamatan, bukan bermaksud menganggap diri paling benar hanya ingin berbagi pemikiran dan saling mengingatkan, saya sendiri pun adalah makhluk yang tak luput dari dosa)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentar positif dan membangun dari blogger sekalian.

Dua Tetes dan Dua Bekas yang Paling Dicintai Allah

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetes dan dua bekas. Setetes air mata yang menetes karena takut kepada Allah, dan setetes darah yang tumpah di jalan Allah. Adapun yang dua bekas, maka yaitu bekas-di antaranya adalah bekas jihad-di jalan Allah, dan bekas dari melakukan kewajiban di antara kewajiban-kewajiban dari Allah.” (HR. Tirmidzi). Abdullah bin Umar, semoga Allah senantiasa meridhai keduanya berkata: “Sungguh aku meneteskan air mata karena takut kepada Allah itu lebih aku cintai daripada aku bersedekah seribu dinar.” (HR. Baihaqi dalam Sya’bul Iman).

Sebagian Amal Ahli Surga

Nabi saw bersabda: Sungguh jika seorang muslim berinteraksi dengan masyarakat dan sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (akibat interaksi), lebih baik daripada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat dan tidak sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (HR. at-Tirmidzi, 9/416).

Mengikuti Sunnah

Umar bin Abdil Aziz pernah berkata: Rasulullah saw dan para pemimpin setelahnya telah menjalankan berbagai sunnah. Mengambil sunnah tersebut sama dengan membenarkan kitabullah, menyempurnakan ketaatan kepada ALLAH dan menguatkan agama ALLAH. Siapa saja yang mengamalkannya niscaya akan mendapatkan petunjuk, siapa yang memohon pertolongan kepada ALLAH dengan menjalankan sunnah maka ia pasti akan ditolong. Siapa yang menyalahi sunnah maka ia telah mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, ALLAH akan memalingkannya dari kebenaran dan memasukannya ke neraka jahannam

(Ibnu Abdil Barr dalam jami’ bayan al-ilm juz 2 hal 187)

Pengaruh Dosa dan Taat

Rasulullah SAW telah bersabda: perumpamaan orang yang melakukan keburukan (dosa) kemudian melakukan kebaikan (taat) seperti orang yang memakai baju sempit yang mencekiknya. Kemudian dia berbuat baik maka lepaslah 1 lingkaran, kemudian ia berbuat baik lagi, maka lepaslah 1 lingkaran yang lain hingga akhirnya ia bisa melepaskan dirinya dari cekikan baju tersebut. (HR. Ahmad & Thobroni)

Hati Bersih dan Kotor

Rasulullah SAW pernah bersabda: Fitnah (dosa) akan datang menyambangi hati berturut-turut secara bergantian. Maka hati mana saja yang dimasukinya akan terdapat titik hitam, dan hati mana saja yang mengingkarinya maka terdapat titik putih, hingga ahirnya adalah 2 hati. Pertama, hati yang putih bersih seperti batu yang licin dan mengkilap, hati seperti ini tidak akan bisa dipengaruhi oleh fitnah (dosa) selama ada langit dan bumi (selamanya). Kedua, hati yang hitam legam bagaikan gelas yang terbalik (tumpah), hati seperti ini tidak mengenal kebaikan (Islam) dan tidak mengingkari kemungkaran kecuali hanya mengenal nafsu yang masuk kedalamnya. (HR. Muslim)
 

. Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers