Ketika KERJAMU TIDAK DIHARGAI, maka saat itu kau sedang belajar arti KETULUSAN. Ketika USAHAMU dinilai TIDAK PENTING, maka saat itu kau sedang belajar arti KEIKHLASAN. Ketika HATIMU terluka SANGAT DALAM, maka saat itu kau sedang belajar arti MEMAAFKAN. Ketika kau harus LELAH & KECEWA, maka saat itu kau sedang belajar arti KESUNGGUHAN.

Jadwal Sholat Batam

Kamis, 31 Maret 2011

Mengkritik Pemimpin Secara Terbuka, Bolehkah?

Tanya :
Ustadz, bolehkah kita mengkritik pemimpin secara terbuka?

Jawab :
Hukumnya jaiz (boleh) mengkritik pemimpin secara terbuka, tidak haram. Dalilnya adalah kemutlakan dalil-dalil amar ma’ruf nahi mungkar kepada penguasa. (Muhammad Abdullah Al-Mas’ari, Muhasabah al-Hukkam, hal. 60; Ziyad Ghazzal, Masyru’ Qanun Wasa’il Al-I’lam fi Ad-Daulah Al-Islamiyah, hal.25).
Dalil-dalil tersebut antara lain sabda Nabi SAW,”Pemimpin para syuhada adalah Hamzah bin Abdil Muthallib dan seseorang yang berdiri di hadapan seorang imam yang zalim lalu orang itu memerintahkan yang ma’ruf kepadanya dan melarangnya dari yang munkar, lalu imam itu membunuhnya.” (HR Tirmidzi dan Al-Hakim). Juga berdasarkan sabda Nabi SAW,”Seutama-utama jihad adalah menyampaikan kalimat yang haq kepada penguasa (sulthan) atau pemimpin (amiir) yang zalim.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Juga berdasarkan hadits Ubadah bin Ash-Shamit RA tentang baiat kepada imam yang di dalamnya ada redaksi,“dan kami akan selalu mengucapkan kebenaran dimana pun kami berada, kami tidak takut -karena Allah- terhadap celaan orang yang mencela.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Mengomentari dalil-dalil tersebut, Syaikh Muhammad Abdullah Al-Mas’ari berkata bahwa nash-nash tersebut bersifat mutlak, yakni tidak membatasi cara tertentu dalam menasehati nasehat penguasa, sehingga dapat disampaikan secara rahasia atau terbuka. (Muhammad Abdullah Al-Mas’ari, ibid., hal. 60).

Selain dalil-dalil ini, kebolehan mengkritik pemimpin secara terbuka juga diperkuat oleh praktik para shahabat yang sering mengkritik para khalifah secara terbuka. Diriwayatkan dari Nafi’ Maula Ibnu Umar RA, ketika menaklukkan Syam, Khalifah Umar bin Khaththab tidak membagikan tanah Syam kepada para mujahidin. Maka Bilal RA memprotes dengan berkata,”Bagilah tanah itu atau kami ambil tanah itu dengan pedang!” (HR Baihaqi, no 18764, hadits sahih). Hadits ini menunjukkan Bilal mengkritik Khalifah Umar secara terbuka di hadapan umum. (Ziyad Ghazzal, Masyru’ Qanun Wasa’il Al-I’lam fi Ad-Daulah Al-Islamiyah, hal.24)

Diriwayatkan dari ‘Ikrimah RA, Khalifah Ali bin Thalib RA telah membakar kaum zindiq. Berita ini sampai kepada Ibnu Abbas RA, maka berkatalah beliau,”Kalau aku, niscaya tidak akan membakar mereka karena Nabi SAW telah bersabda,”Janganlah kamu menyiksa dengan siksaan Allah (api),” dan niscaya aku akan membunuh mereka karena sabda Nabi SAW,’Barangsiapa mengganti agamanya, maka bunuhlah dia.” (HR Bukhari). Dalam hadits ini jelas Ibnu Abbas mengkritik Khalifah Ali bin Thalib secara terbuka. (Ziyad Ghazzal, Masyru’ Qanun Wasa’il Al-I’lam fi Ad-Daulah Al-Islamiyah, hal.25).

Berdasarkan dalil-dalil di atas, boleh hukumnya mengkritik pemimpin secara terbuka di muka umum, baik di media massa seperti di internet, koran, majalah, maupun saat demonstrasi, di pasar, di kampus, dan sebagainya.

Sebagian ulama mengharamkan mengkritik pemimpin secara terbuka berdasar hadits Iyadh bin Ghanam, bahwa Nabi SAW berkata,”Barangsiapa hendak menasehati penguasa akan suatu perkara, janganlah dia menampakkan perkara itu secara terang-terangan, tapi peganglah tangan penguasa itu dan pergilah berduaan dengannya. Jika dia menerima nasehatnya, itu baik, kalau tidak, orang itu telah menunaikan kewajibannya pada penguasa itu.” (HR Ahmad). Menurut Syaikh Muhammad Abdullah Al-Mas’ari, hadits ini dha’if karena sanadnya terputus (inqitha’) dan ada periwayat hadits yang lemah, yaitu Muhammad bin Ismail bin ‘Iyasy. (Muhasabah al-Hukkam, hal. 41-43). Wallahu a’lam.

Jangan Rusak Jiwa Anak Kita!


Kamis, 31 Maret 2011

Hidayatullah.com—Anak yang membanggakan pasti merupakan idaman setiap orangtua. Merupakan hal yang wajar, bila anak yang berprestasi atau memiliki kelebihan kemudian menjadi buah bibir orangtuanya. Hal ini bisa kita lihat manakala para orangtua berkumpul, pasti ada saja topik yang membahas kebanggaan mereka terhadap anak.
Meskipun membanggakan anak awalnya merupakan tanda syukur kita terhadap karunia Allah, akan tetapi ada beberapa dampak yang harus kita waspadai manakala berbicara tentang hal ini.

Dampak pertama membanggakan adalah membandingkan. Manakala seseorang membanggakan sesuatu, ia akan cenderung mengganggap remeh hal lain yang menjadi pembandingnya. Dalam hal ini, orangtua yang membanggakan kelebihan anaknya pasti akan membandingkan kelebihan sang anak terhadap anak orang lain yang menjadi lawan bicaranya, secara langsung ataupun tidak. Kondisi membandingkan ini pasti akan menumbuhkan ketidaknyamanan dalam hati lawan bicara. Akibatnya, boleh jadi orangtua yang merasa dibandingkan tersebut “ngedumel” dalam hati atau malah balik menyerang dengan sanggahan dan berakhir dengan pertengkaran.

Dampak lanjutan dari membandingkan ini adalah perasaan rendah diri orangtua yang berada “di pihak yang kalah”. Mereka akan merasa bahwa anak mereka bukanlah orang-orang yang istimewa. Akibatnya, bukan hanya orangtua yang tertekan, anak-anak pun akan terkena dampak. Orangtua akan memaksa anaknya untuk mencapai keberhasilan yang sama.

Misalkan saja, orangtua yang memiliki anak berusia di atas satu tahun tetapi belum dapat berjalan cenderung memaksa anaknya untuk segera berjalan, meski hanya dengan mengeluh di depan anaknya, “Koq, kamu belum bisa jalan sih, Nak?”

Efeknya tentu dapat dirasakan pada harga diri anak. Alih-alih orangtua bertugas sebagai pembangun harga diri dan tempat berlindung anak, orangtua yang telah berada di bawah tekanan pembandingan justru akan melemahkan harga diri anak.

Bila hal ini tidak segera disadari dan diperbaiki oleh orangtua, anaklah yang menjadi korban dari sebuah ambisi kebanggaan.

Melihat buruknya dampak yang diakibatkan dari berbangga-bangga ini, tentu sebaiknya kita meninggalkan sikap ini manakala tengah berbicara tentang anak. Seorang ulama bahkan pernah berpesan untuk menghindari membangga-banggakan anak ini ketika kita berada dalam sebuah forum silaturrahim.

Karena, selain dapat berakibat buruk bagi anak, sikap ini juga dapat merusak persaudaraan.
Jangan berlebihan

Kita masih mengingat akan penyebab turunnya ayat 103 surat Ali Imran yaitu sikap bangga-membanggakan antar kabilah yang akhirnya nyaris memicu perkelahian antar sahabat Anshar. Belajar dari peristiwa ini, alangkah baiknya jika kita menghindari sikap bangga-membanggakan yang Allah firmankan dalam surat At-Takatsur ayat 1:

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.

Selain dapat merusak kehangatan persaudaraan, sikap berbangga ini akan membuat seseorang enggan datang bersilaturrahim atau malah menghindar untuk berbicara. Semua ini tentu akan melalaikan kita untuk menyambung tali silaturrahim dan saling tolong-menolong.

Padahal, telah sampai kepada kita ayat-ayat-Nya dan sunnah Rasul-Nya yang menyuruh kita untuk saling bahu-membahu dalam kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang dimurkai Allah. 
Tak sedikit di sekitar kita,  ada orangtua membangga-banggakan salah satu anaknya dan di saat yang sama menjatuhkan anaknya yang lain.

“Tiru tuh, kakakmu, bukan seperti kamu,” begitu salah satu orangtua yang pernah saya dengar membanding-bandingkan anaknya.

Padahal, dengan membanding-bandingkan,  akan membuat kerusakan pada jiwa masing-masing anak. Bagi yang dibanggakan ia berpotensi menjadi sombong, sementara bagi yang dijatuhkan, ia berpotensi menjadi rendah diri. Kedua-duanya akan berpotensi memiliki kepribadian buruk di kemudian hari.
Islam melarang sikap berlebihan. Dalam al_Quran  Allah Ta’ala berfirman:

"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar…" [An-Nisaa': 171]

Sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah bersabda:

“Permudahlah dan janganlah kalian mempersulit. Berikanlah berita gembira, dan janganlah kalian menakut-nakuti”

Orangtua harusnya besikap adil kepada semua anaknya. Tak perlu menekankan bahwa “anak harus bisa”. Karena setiap anak memiliki potensi berbeda. Alangkah indahnya, jika salah satu potensi dan kelebihan di antara anaknya menjadi pemacu spirit bagi yang lainnya.

Alangkah indahnya, bila dalam setiap bertemunya orangtua dengan anak, yang hadir hanyalah kata-kata positif yang dapat mendorong dan membantu dan memberi semangat untuk menjadi lebih baik.

Begitupun bila anak kita memiliki kelebihan, menjadi lebih indah, bila kelebihan tersebut dapat menjadi solusi bagi 
permasalahan saudara kita. Kelebihan tersebut dapat melengkapi kekurangan yang dimiliki saudaranya.

Apalagi bila kemudian menjadi kesyukuran dan kebanggaan bersama. Tentu ini akan membuat persaudaraan semakin rekat dan semangat untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik dalam kebaikan semakin subur.

Jika rasa cinta dan kasih sayang orangtua kurang tercurahkan pada diri anak-anak, tak mustahil ia hanya akan tumbuh sebagai pribadi berprilaku aneh di tengah komunitasnya. Sebaliknya, jika orangtua memberi rasa lebih cinta dan kasih sayang,  ia akan tumbuh menjadi pribadi barik di tengah kawan-kawannya. Ia akan menjadi percaya diri dan memiliki kepekaan sosial. Karena ituitu, kewajiban bagi orang tuauntuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang pada mereka.

Perkataan Ibnu Khaldun dalam Kitab Al Muqaddimah bisa menjadi renungan kita bersama;

Barangsiapa yang pola asuhannya dengan kekerasan dan otoriter, baik (ia) pelajar atau budak ataupun pelayan, (maka) kekerasaan itu akan mendominasi jiwanya. Jiwanya akan merasa sempit dalam menghadapinya. Ketekunannya akan sirna, dan menyeretnya menuju kemalasan, dusta dan tindakan keji. Yakni menampilkan diri dengan gambar yang berbeda dengan hatinya, lantaran takut ayunan tangan yang akan mengasarinya”.*

Kartika Trimarti, penulis lepas dan ibu rumah tangga tinggal di Bekasi

Selasa, 29 Maret 2011

Cendekiawan Asing Berbicara Jujur Tentang Hizbut Tahrir

Situs “New Eurasia” mempublikasikan sebuah artikel yang ditulis oleh seorang cendekiawan bernama Bruno De Cordier dari the University of Ghent di Belgia pada tanggal 16/3/2011 dengan judul: “Explaining the Persistence of Hizb Ut-Tahrir, Menjelaskan Kegigihan Hizbut Tahrir”.

Bruno memulai artikelnya dengan sebuah catatan hasil pengamatannya terhadap Hizbut Tahrir, di mana ia mengatakan bahwa Hizbut Tahrir sebagai kelompok fundamentalis yang mungkin paling banyak dilarang secara resmi di kawasan Asia Tengah dan di tempat-tempat lain. Namun, meskipun Hizbut Tahrir mendapatkan tekanan dan bahkan tindakan repsesif di setiap tempat, Hizbut Tahrir masih aktif melakukan berbagai aktivitas dan kegiatan besar.

Dalam hal ini, Bruno sangat yakin bahwa rahasia kegigihan Hizbut Tahrir dalam beraktivitas ada pada akidah (ideologi) yang diyakininya. Hizbut Tahrir berusaha menciptakan kemarahan yang sesungguhnya, serta kemauan yang tinggi pada diri umat. Jelasnya, Hizbut Tahrir mencerminkan sebuah lembaga dan sistem alternatif untuk sistem globalisasi.

Ketika menggambarkan tentang Hizbut Tahrir, Bruno mengatakan bahwa Hizbut Tahrir merupakan gerakan yang sudah sering dibicarakan. Namun untuk memberitakan serta membicarakan tentang Hizbut Tahrir dan Khilafah yang akan didirikannya masih banyak pihak yang malu dan kurang terbuka. Ia menambahkan bahwa ada kesulitan dalam menentukan jumlah yang tepat dan akurat terkait anggota Hizbut Tahrir di dunia, atau sejauh mana penyebarannya di negeri-negeri Islam, khususnya di negara-negara seperti Uzbekistan, hingga saat ini di Libya. Hanya saja ia mengakui bahwa ada penerimaan yang luar biasa terhadap ide-ide Hizbut Tahrir. Bahkan Hizbut Tahrir mampu dan tetap teguh meskipun berulang kali menghadapi berbagai tekanan dan penindasan.

Diktator Libya yang Kejam dan Kelemahan Para Penguasa Kaum Muslim dalam Menolong Libya


بسم الله الرحمن الرحيم
Diktator Libya dengan Pembantaian Berdarahnya dan Kelemahan Para Penguasa Kaum Muslim dalam Menolong Libya; Mereka Bersekutu dalam Kejahatan Intervensi Militer Prancis, Inggris, dan Amerika!
Mulai malam 19-20/3/2011 negara-negara Barat melakukan serangan udara dan menembakkan rudal-rudal dari laut ke berbagai sasaran di Libya. Negara-negara Barat itu memanfaatkan kelemahan para penguasa kaum Muslim, khususnya Mesir dan Aljazair untuk menolong warga Libya dan menyelamatkan mereka dari pembantaian Qaddafi yang dilakukan bersama kaki tangannya dan orang-orang bayaran …
Sungguh ini benar-benar tragedi, di mana diktator Libya dengan pembantaian berdarahnya, membuka ruang bagi intervensi militer Barat di Libya… Sungguh ini benar-benar tragedi, di mana para penguasa Arab, bahkan seluruh penguasa di negeri-negeri Islam, ikut andil dalam kejahatan tersebut dengan tidak menolong Libya menghadapi diktator (Qaddafi)… Seharusnya mereka segera mengerahkan pasukan untuk menolong Libya, sehingga kediktatoran dapat dihancurkan dan intervensi negara-negara Barat di negeri kaum Muslim dapat dicegah… Dan sungguh ini benar-benar tragedi ketiga, di mana kaum Muslim memasukkan ke dalam rumah-rumah mereka “ular berbisa” untuk mengatasi bahaya!

Minggu, 27 Maret 2011

Israaf : Lalai Terhadap Realitas Kehidupan dan Bermewah-mewah

Umat manusia saat ini dapat diibaratkan sedang berdiri dipinggir suatu jurang yang amat dalam. Jika bumi digoncangkan dari bawah, niscaya mereka akan jatuh dan terjerumus ke dalam jurang kebinasaan dan kehancuran.

Keberadaan kaukm muslimin sendiri saat ini kebanyakan tengah berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Mereka tengah diliputi oleh kehinaan, kepiluan, dan kerendahan martabat, baik karena masalah ekonomi, sosial, politik dan yang lainnya. Oleh karena itu, bagi mereka yang “beku” perasaannya dan “mati” rasa belas kasihannya ia akan mudah berlakuk israaf, yakni hidup dengan bermewah-mewah dan mengumbar kesenangan duniawi.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam senantiasa memperhatikan dan memprihatinkan keadaan umat manusia, baik sejak sebelum Beliau SAW diutus menjadi sorang rasul maupun setelahnya, sehingga Beliau sempat mendapat teguran dari Allah. Sebagaimana firman-Nya :
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰ آثَارِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا بِهَٰذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
“Maka (apakah) barangkali engkau membunuh dirimu karna bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an).” (QS. Al-Kahfi [18] : 6)

لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ أَلَّا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
“Boleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu karena mereka tidak beriman.” (QS. As-Syura [26] : 3)

أَفَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا ۖ فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي مَن يَشَاءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihanmu terhadap mereka.” (QS. Fathir [35] : 8)

Lalai Terhadap Dampak Buruk Akibat Israaf :
Sikap israaf akan menimbulkan dampak yang sangat membahayakan serta membinasakan, sebagaimana yang akan kami kemukakan lebih lanjut. Menurut tabiatnya, manusia itu tidak akan melakukan sesuatu jika ia menyadari akibat-akibat buruk yang akan ditimbulkan dai pekerjaannya. Jika merek amasih ssaja melakukan suatu pekerjaan padahal mereka telah mengetahui dampak-dampak buruk yang bakal menghadangnya, mak amereka tergolong orang-orang yang nekad alias tidak mau mengambil pelajaran, jka tidak mau disebut orang-orang yang bodoh.

Begitu pula halnya dengan dampak buruk yang akan ditimbulkan dari penyakit israaf ini. Jika mereka mengetahuiny, pasti mereka akan berhati-hati agar tidak sampai terpuruk ke lembah jenis penyakit rohani yang membahayakan ini.

Atas dasar inilah,maka setiap aktivis muslim sudah semestinya mengetahui, menyadari, dan menghindarkan diri agar jangann sampai dirinya terjangkiti penyakit israaf ini. Semoga dengan membaca ini, kiranya dapat memetik ibrah (pelajaran) untuk mewasdai dari ancamannya. Insya Allah

Selasa, 22 Maret 2011

Sejumlah Premis dan Keganjilan “Bom Ulil”



 
Selasa, 22 Maret 2011
Oleh: Ilham Q. Moehiddin 
SEPEKAN ini, kabar perihal paket bom dibeber media, dan menciptakan keresahan. Tentu saja, siapapun akan resah pada kabar paket-paket yang memancing maut itu. Termasuk saya. Tetapi, lepas dari rasa khawatir itu, saya merasakan kasus ini dimulai dengan sebuah keganjilan.

Tidak hendak menunding bahwa ini didalangi oleh kelompok tertentu, atau dengan motif apa, tiba tiba saja paket berisi bom itu berseliweran di berbagai tempat. Tetapi, memang ada perasaan ganjil yang terselip ketika menyimak berita perihal ini.
Awal mula kabar ini datang dari Kantor Berita Radio (KBR) 68-H, Jakarta. Sebuah radio yang awalnya didirikan oleh Komunitas Utan Kayu (KUK) yang beralamat di jalan Utan Kayu No.68H, Jakarta Timur. Di lokasi, di mana radio ini mukim, ada pula sejumlah lembaga yang masih merupakan bagian dari KUK, antara lain Galeri Lontar, Jurnal Kebudayaan Kalam (beserta Toko Buku Kalam), Teater Utan Kayu (TUK), Institut Studi Arus Informasi (ISAI), dan Jaringan Islam Liberal (JIL).
Sebuah paket yang berisi buku dikirimkan oleh seseorang yang tertulis beralamat di Ciomas, Bogor, kepada koordinator JIL, Ulil Abshar Abdalla. Paket ini ternyata bom yang kemudian meledak ketika berusaha dijinakkan seorang perwira polisi. Saya tak akan mengulang kelengkapan cerita ini sebab telah banyak ditulis media.
Pada hari yang sama, Senin, 14 Maret 2011, kantor JIL—bukan KBR 68-H seperti yang disebut media—disatroni paket bom. Ada empat tempat termasuk rumah artis Ahmad Dhani. Hanya saja paket bom di rumah Ahmad Dani baru ketahuan dua hari setelahnya. Selanjutnya, paket bom itu makin bertambah. Kecemasan dan ketakutan merebak laksana wabah.

Kamis, 17 Maret 2011

Mengapa Khilafah Belum Tegak?

Oleh: Hafidz Abdurrahman
Prasyarat Negara Khilafah
قال العلامة الشيخ عبد القديم زلوم عن الأقطار التي تنعقد بها الخلافة أن تتوفر فيها الشروط الأربعة:
أحدها:    أن يكون سلطان ذلك القطر سلطانا ذاتيا، يستند إلى المسلمين
وحدهم، لا إلى دولة كافرة، أو نفوذ كافر؛
ثانيها:    أن يكون أمان المسلمين في ذلك القطر بأمان الإسلام، لا  بأمان
الكفر، أي أن تكون حمايته من الداخل والخارج  حماية إسلام من
قوة المسلمين، باعتبارها قوة إسلامية  بحتة؛
ثالثها:    أن يبدأ حالا بمباشرة تطبيق الإسلام كاملا تطبيقا إنقلابيا شاملا،
وأن يكون متلبسا بحمل الدعوة الإسلامية؛
رابعها:    أن يكون الخليفة المبايع مستكملا شروط انعقاد الخلافة، وإن لم يكن
مستوفيا شروط الأفضلية، لأن العبرة بشروط الإنعقاد؛

Al-’Allamah Syaikh ‘Abd al-Qadim Zallum menyatakan tentang wilayah yang berhasil menegakkan Khilafah harus memenuhi 4 syarat:

Pertama, kekuasaan wilayah tersebut bersifat independen, hanya bersandar kepada kaum Muslim, bukan kepada negara Kafir, atau di bawah cengkraman kaum Kafir.  

Kedua, keamanan kaum Muslim di wilayah itu di tangan Islam, bukan keamanan Kufur, dimana perlindungan terhadap ancaman dari dalam maupun luar, merupakan perlindungan Islam bersumber dari kekuatan kaum Muslim sebagai kekuatan Islam murni.  

Ketiga, memulai seketika dengan menerapkan Islam secara total, revolusioner dan menyeluruh, serta siap mengemban dakwah Islam..

Keempat, Khalifah yang dibai’at harus memenuhi syarat pengangkatan Khilafah (Muslim, laki-laki, baligh, berakal, merdeka, adil dan mampu), sekalipun belum memenuhi syarat keutamaan. Sebab, yang menjadi patokan adalah syarat in’iqad (pengangkatan).  (al-’Allamah Syaikh ‘Abd al-Qadim Zallum, Nidzam al-Hukmi fi al-Islam, 59-60)

Khilafah Masalah Nashrullah
  • Kapan, di mana, dan kepada siapa Nashrullah diberikan adalah otoritas Allah SWT..
  • Nashrullah diberikan oleh Allah, setelah kita menolong-Nya, dengan mengupayakan hukum sebab akibat:
قال تعالى: ﴿إِن تَنصُرُوا ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ﴾، وفسر الرازي فجعل نصرنا لـه مقدماً على نصره لنا.
Allah berfirman: “Jika kalian menolong Allah, maka Dia pasti akan menolong kalian.” (Q.s. Muhammad: 7).

Ar-Razi menafsirkan, “Dia menjadikan pertolongan kita kepada-Nya harus diberikan lebih dulu agar Dia memberikan pertolongan-Nya kepada kita.
وأضاف الرازي قائلا: (والجواب: أنه لا امتناع في أن يصدر عن الحق فعل، فيصير ذلك سبباً لصدور فعل عنا، ثم الفعل عنا ينساق إلى فعل آخر يصدر عن الرب، فإن أسباب الحوادث ومسبباتها متسلسلة على ترتيب عجيب يعجز عن إدراك كيفيته أكثر العقول البشرية)
Ar-Razi menambahkan, “Jawabannya, bahwa tidak ada larangan jika perbuatan itu lahir dari al-Haq (Allah), sehingga itu menjadi alasan mengapa kita harus melakukan perbuatan. Lalu, perbuatan kita diselaraskan dengan perbuatan lain yang datang dari Allah, karena sebab-sebab berbagai peristiwa dan akibatnya selalu terkait dengan urutan yang menakjubkan, yang tidak mampu dijangkau kaifiyahnya oleh akal manusia.” (ar-Razi, Tafsir ar-Razi, Juz XXXII, hal. 349)

Hukum Sebab-Akibat Agar Prasyarat itu Terwujud?
  • Umat yang terdidik (al-ummah al-mutatsaqqafah) hingga mempunyai kesadaran umum tentang Islam, dan kesadaran politik.
  • Kesadaran umum tentang Islam (al-wa’yu al-’am ‘an al-Islam): Umat paham sistem pemerintahan Islam, sistem ekonomi Islam, sistem sosial Islam, sistem pendidikan Islam, sistem sanksi hukum, politik luar negeri, dsb.
  • Kesadaran politik (al-wa’yu as-siyasi): Umat paham kondisi, konstalasi dan peta dunia dari perspektif Islam.
Siapa yang Harus Menyiapkan?
  • Partai politik ideologis (hizbun siyasi mabda’i);
  • Partai yang mempunyai master plan (rancangan induk perubahan), atau at-tsaqafah al-mutabannat (konsep yang diadopsi dan diperjuangkan) yang menjadi fikrah-nya: Sistem pemerintahan Islam, sistem ekonomi Islam, sistem sosial Islam, sistem pendidikan Islam, sistem sanksi, politik luar negeri, dsb.
  • Partai yang mempunyai road map (peta jalan), atau thariqah. Thariqah-nya juga harus sahih.
Bagaimana Caranya?
  • Satu-satunya metode yang sahih untuk mendapatkan kekuasaan dan mendirikan Khilafah adalah thalab an-nushrah.
  • Metode thalab an-nushrah dijelaskan oleh al-’Allamah Syaikh Muhammad Khair Haikal:
    • Thalab an-nushrah dilakukan setelah meningkatnya penganiayaan;
    • Rasul menawarkan sendiri kepada para pemuka kabilah;
    • Thalab an-nushrah hanya dilakukan kepada pemuka kabilah, serta pihak-pihak yang mempunyai posisi dan kedudukan;
    • Meyakini dakwah menjadi syarat bagi orang yang bisa diterima nushrah-nya.
    • Thalab an-nushrah untuk dua kepentingan: Pertama, melindungi penyampaian dakwah; Kedua, menerima tampuk kekuasaan dan pemerintahan.
    • Menolak jaminan apapun kepada kekuatan yang siap memberikan nushrah, misalnya memberikan kekuasaan dan pemerintahan kepada tokohnya sebagai kompensasi.
    • Orang yang memberikan nushrah disyaratkan harus mampu menghadapi musuh dakwah, ketika negara berdiri.
    • Orang yang memberikan nushrah disyaratkan negerinya tidak terikat dengan perjanjian internasional yang tidak bisa dilepaskan, sesuatu yang nota bene bertentangan dengan dakwah..
(al-’Allamah Syaikh Muhammad Khair Haikal, al-Jihad wa al-Qital fi as-Siyasah as-Syar’iyyah, Juz I, hal. 406-413)

Kapan Khilafah Berdiri?
  • Ketika umat yang mempunyai kekuasaan telah mempunyai kesadaran umum tentang Islam, dan kesadaran politik yang benar;
  • Kekuatan mereka dipimpin oleh partai politik ideologis yang menjadi lisan al-umah;
  • Kekuatan yang dipimpin oleh partai ideologis tersebut dikonsolidasikan dengan kekuatan ahl an-nushrah.
  • Saat itulah, Khilafah dengan izin Allah akan berdiri.

Selasa, 15 Maret 2011

Demokrasi Sudah Gagal Sejak Zaman Yunani Kuno

Selasa, 15/03/2011 12:11 WIB | email | print
Baru-baru ini seorang aktifis dakwah terlihat geram. Status facebook miliknya penuh dengan kritik pedas terhadap demokrasi. Ternyata kegusaran aktivis dakwah tersebut tidak sendiri. Puluhan komentar susul menyusul menyatakan hal serupa, hingga salah seorang melayangkan pertanyaan darimana konsep tata negara demokrasi ini muncul.
Sejarah Demokrasi Awal: Ide Penuh Kritik
Demokrasi, rasanya sudah tidak lagi asing terdengar di telinga kita. Hampir di seluruh rentan waktu pada abad 20, demokrasi menjadi sistem paling laris di pasaran dunia. Tak pelak, banyak negara mengadopsi demokrasi sebagai spirit dalam konstitusi kenegaraan mereka, termasuk negara mayoritas muslim seperti Indonesia.
Demokrasi awalnya dinilai sebagai sistem terbaik karena menekankan sebuah sistem yang mementingkan kesejahteraan rakyat sekaligus membuka keran aspirasi rakyat. Konon ia mengacu kepada pemerintahan yang dibentuk dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat pada zaman Yunani kuno. Bagi pengusung ide demokrasi hal ini memungkinkan karena secara etimologi demokrasi berasal dari dua kata demos, yakni rakyat dan kratia yang berarti pemerintahan.

Namun berkaca dengan kondisi Negara-negara dunia yang menerapkan demokrasi, ternyata sistem ini justru mengalami kegagalan waktu demi waktu. Aspirasi rakyat yang tadinya menjadi “tuhan” kini hanya menjadi isapan jembol belaka.

Potret Buram Keluarga dalam Kapitalisme

Assalammu'alaikum warahmtullahi wabarakaatuh
Ikhwan wa akhwat rahimahumullah, ketika membaca tulisan ini saya jadi berfikir apa yang ditulis merupakan kenyataan yang dialami sebagian keluarga muslim. Meskipun saya sudah berkeluarga rasanya jujur akan menyangkut diri kami juga pastinya karena kami pun sedang mengalami hidup di dalam sistem kapitalis hedonistis. Sewajarnya manusia yang saling berinteraksi dengan manusia lain di dalam sistem yang tidak islam sudah pasti membutuhkan pemikiran dan idealisme yang kuat agar bisa hidup ibarat "ikan laut di air asin". Memang kita pasti membutuhkan yang namanya materi dalam bentuk uang atau barang konsumtif lainnya. Namun yang dimaksud dengan tulisan ini nampaknya bukan uang dan materi lainnya yang menjadi tujuan dan ukuran kebahagaiaan hidup sebagai pribadi muslim dan keluarganya. Kita diminta untuk tidak larut dalam pandangan kapitalistik yang salah bahwa materi yang mengatur hidup kita, sebaliknya kita dituntut untuk berpandangan kebahagiaan dan tujuan hidup adalah karena mengharap ridho Allah Subhanahu wata'ala. Jika Allah ridho dengan jalan hidup yang kita tempuh di dunia ini Insya Allah perjalanan hidup di dunia dan nantinya dipertanggungjawabkan diakhiratpun pasti bahagia. Keadaan seperti yang digambarkan dalam tulisan ini bagi sebagian umat Islam seperti terpaksa/ dipaksa/ memaksa untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sesuai standarnya bagi dirinya sendiri. Iya, karena hidup ini adalah pilihan dan ketika seseorang/ kelompok kecil seperti keluarga sudah menentukan standar terkadang berbeda dengan standar keluarga yang lainnya. Standar yang rendah/ sedang/ tinggi akan sangat menentukan besaran pemasukan dan pengeluaran yang wajib diambil.

Jujur saja, jika kita hitung (kalau bisa) misalkan hidup saya yang sudah 31 tahun atau siapapun itu baik muslim atau kafir, kaya harta atau miskin, berpendidikan tinggi atau tidak, tua dan muda dll. Berapa tahun yang membahagiakan dan berapa tahun yang menyedihkan dan berapa tahun yang terlupakan entah bahagia atau tidak, bisa dibilang biasa saja ? Berapa banyak orang yang ketika diminta menyebutkan pengalaman apa yang paling membahagiakan atau berkesan hanya bisa menjawab satu atau dua saja yang diingatnya. Itupun pengalaman dengan melibatkan orang lain (interaksi manusia sewajarnya) bukan dengan materi mati. 

Nampaknya yang saya pahami dan semoga pembaca pun demikian, tulisan ini mengajak kita bermuhasabah bahwa kita tidak boleh larut terhadap kehidupan yang rusak dengan berpasrah diri mengikutinya tanpa sikap kritis. Kita harus menatap balik kepada agama Islam dengan kekuatan dan kesadaran yang penuh untuk menemukan jalan yang lurus. Allah menciptakan alam semesta dan seisinya pasti untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup seluruhnya. Tinggal bagaimana cara memanfaatkannya, dengan sikap hedonis/ serba menghalalkan, serakah atau sesuai dengan fitrah manusia dan tuntunan Allah Subhanahu wata'ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam Islam, kekayaan yang dimiliki setiap manusia diakui kepemilikannya bahkan orang yang mempertahankan hartanya dari orang yang lalim lalu dia mati dalam mempertahankannya maka matinya syahid. Namun ingat, semua akan ditinggalkan selepas ajal menjemput dan akan dimintai pertanggungjawaban. Mungkin ada yang berprinsip "saya lebih tahu urusan dan kebutuhan saya dan keluarga", silahkan saja karena Allah memberikan ruang kepada hati dan pikiran untuk mewujudkannya dalam tindakan. Namun harus diingat, kita adalah makhluk dan Allah Subhanahu wata'ala adalah Pencipta kita. Pencipta pasti lebih tahu urusan kebutuhan fitrah kita sejak lahir sampai ajal. Dan Allah sudah memberikan tuntunannya didalam Al Qur'an dan Assunnah kemudian disampaikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada ummatnya, kemudian sebagian ummatnya yang taat mewarisinya untuk disebarkan kepada manusia yang hidup dijamannya.

Karena hidup adalah pilihan maka pilihan itu pada ukurannya seperti si kaya harta mendapat dari yang halal dan seberapa besar yang diamalkan untuk keshalihan atau sebaliknya untuk kemaksiatan. Si fakir mendapat harta yang halal dan seberapa besar diamalkan untuk keshalihan atau sebaliknya untuk kemaksiatan.


Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shiratul mustaqim) sehingga ia ditanya tentang umurnya, untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan, hartanya darimana ia peroleh dan kemana ia habiskan, dan badannya untuk apa ia gunakan.” (HR Tirmidzi dan Ad-Darimi).

Ukuran-ukuran inilah yang harus kita tentukan batasan pilihannya agar sesuai dengan standarnya Allah Subhanahu wata'ala.

Semoga kita selalu dibimbing untuk mendapatkan petunjuk dan hidayah-Nya  agar tetap lurus dan istiqomah dalam agama Islam sampai mati.

Khilafah Rasyidah Akan Didirikan Secara Pasti Melalui Tangan Orang-orang Salih

بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمٰـــنِ الرَّحِيـــم

Seperti Halnya Khilafah Dihancurkan Melalui Tangan Para Penjahat
Maka Khilafah Rasyidah Akan Didirikan Secara Pasti Melalui Tangan Orang-Orang Salih

Khilafah dihancurkan pada 3 Maret 1924 M oleh para pendukung pendosa yang memberikan suara menyetujui penghapusannya. Maka itu bukanlah penghapusan dan penghancuran sistem administratif usang yang telah berlalu masanya. Tetapi, yang dihancurkan adalah sistem pemerintahan Islam. Yang dihancurkan adalah perisai umat yang kuat dan kepemimpinan politiknya. Dan yang dirobohkan adalah titik sentral keseimbangan geo-strategis.

Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam. Ketiadaan sistem Khilafah mengakibatkan ketiadaan penerapan sejumlah hukum syara’. Hal itu menghalangi penerapan sistem hidup (ideologi) Islam secara sempurna dan menyeluruh. Menghalangi sampainya cahaya Islam ke seluruh dunia melalui dakwah dan jihad. Menghalangi tampilnya karakter politis ideologis Islam. Mencegah kembalinya kelompok-kelompok yang telah tersesat untuk kembali ke jalan yang benar. Juga menghalangi eksistensi orang yang berjuang untuk membersihkan bumi dari kerusakan, perusakan, kehinaan dan amoralitas yang telah menyebar. Realitas hidup yang dijalani oleh berbagai negara dan masyarakat di mana kita hidup jelas mengatakan hal itu, di mana kekufuran, kefasikan dan keharaman menyebar luas! Apakah ada selain Khilafah yang mampu membersihkan kerusakan, amoralitas dan kemaksiyatan kepada Allah itu?!

Khilafah merupakan perisai umat yang kuat dan kepemimpinan politiknya. Hal itu karena Islam memerintahkan kaum Muslim untuk bersatu di bawah satu kepemimpinan politik, membaiat khalifah yang satu dan menyatunya negeri-negeri kaum muslim di bawah satu negara. Hari ini, kita melihat berbagai entitas kepemimpinan politik di dunia seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan Rusia, berdiri di atas sistem yang satu atau federasi sejumlah negara. Hal itu karena di dalam persatuan itu terdapat kekuatan dan di dalam perpecahan terdapat kelemahan. Sebaliknya meski begitu jelas dan gamblang hukum syara’ tentang wajibnya kesatuan kaum muslim, kita melihat kaum muslim justru dalam kondisi lemah, terpuruk, tidak memiliki pembela dan penjaga di mana mereka tercerai berai dalam lebih dari 50 entitas politik. Akibatnya terjadilah pendudukan negeri-negeri mereka, kekayaan mereka dirampas, keyakinan dan syiar-syiar mereka dijadikan sasaran, anak-anak mereka ditangkapi dan disiksa serta darah-darah suci ditumpahkan. Sejarah penuh dengan contoh yang mengatakan posisi mulia dan prestisius negara Khilafah dalam melindungi kaum muslim berikut kekayaan, negeri, tempat-tempat suci dan keyakinan mereka melawan kekuatan diktator, raja-raja zalim yang menyerang kala itu.

Khilafah adalah titik sentral keseimbangan geo-strategis. Karena negeri-negeri Islam, yang di atasnya berdiri Khilafah, menempati pusat strategis paling penting di dunia, menguasai bagian terbesar dari kekayaan alam di dunia dan posisi geografinya yang berada di tengah-tengah menjadikannya sebagai pusat pertemuan jalur-jalur vital di dunia. Penegakan kembali Khilafah berarti kelahiran negara besar baru yang memiliki pilar-pilar yang memungkinkannya dalam waktu sangat singkat untuk menduduki posisi negara adidaya di dunia. Penegakan kembali Khilafah berarti kelahiran perekonomian terbesar yang dipenuhi dengan kekayaan di dunia. Penegakan kembali Khilafah berarti kelahiran negara terbesar di dunia dari sisi kemakmuran, kesejahteraan, keharmonisan hubungan manusiawi dan sosial diantara individu-individu rakyatnya yang bernaung di bawah suasana Islam yang dipenuhi keimanan dan jauh dari amoralitas dan keterpurukan. Penegakan kembali Khilafah berarti penghentian hegemoni imperialisme kapitalisme global yang rakus dan membuangnya ke keranjang sampah sejarah. Penegakan kembali Khilafah berarti perluasan keadilan Islam dan hukumnya sehingga orang zalim tidak lagi memiliki kemampuan berlaku zalim sesukanya dan orang kaya tidak akan bertambah kaya di atas penderitaan orang-orang miskin. Penegakan kembali Khilafah berarti manusia hidup dalam kehidupan yang dipenuhi keutamaan, keberkahan dan petunjuk Islam dengan suasana yang didominasi oleh keamanan dan ketenteraman. Sehingga kehidupan mereka secara keseluruhan terbentuk dengan potret yang diridhai oleh Allah Rabbul ‘alamin.

Karena itu Khilafah yang dihapuskan pada 3 Maret 1924 M, adalah lebih baik, lebih agung dan lebih tinggi dari persepsi kelomok pendosa yang berkonspirasi menghancurkannya dan bersuara menyetujui penghapusannya. Akan tetapi, segala puji hanya bagi Allah SWT dan dengan kelembutan dan pemeliharaan-Nya, umat Islam telah sadar dari kelalaiannya dan menyadari posisi dan nilai Khilafah yang sebenarnya. Umat akhirnya menanti-nanti tegaknya Khilafah dan mengharapkannya dengan kerinduan yang besar. Apa yang kita lihat hari ini dalam bentuk perubahan di negeri-neger Arab tidak lain adalah contoh hidup atas kesiapan umat untuk perubahan mendasar yang hakiki. Dan pada saat yang sama menampakkan dengan jelas sejauh mana ketakutan dan keterguncangan Barat atas terjadinya semua itu. Dan dengan izin Allah SWT maka perubahan revolusioner yang mendasar dan menyeluruh yang tercermin dengan tegaknya negara Khilafah Rasyidah yang berjalan diatas manhaj kenabian telah begitu dekat.
﴿وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ
dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah. (QS Ibrahim [14]: 20)

Wahai bangsa muslim di Turki, sungguh Hizbut Tahrir berjuang di tengah Anda dan bersama-sama Anda siang dan malam untuk menegakkan kewajiban agung yang akan mengusung kebaikan Islam ke seuruh penjuru bumi, melantangkan kebenaran sebagai seruan kepadanya meski banyak rencana disusun menentangnya dalam bentuk tuduhan palsu, penyesatan, ancaman dan penyerangan. Maka sambutlah al-haq dan kebenaran yang dilantangkan oleh Hizb ini. Penuhilah seruannya yang akan menghidupkan Anda, niscaya Allah merahmati Anda.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.(QS al-Anfal [8]: 24)
27 Rabiul Awal 1432 H
03 Maret 2011-03-10
Hizbut Tahrir
Wilayah Turki

Sabtu, 12 Maret 2011

Memelihara Sikap Muraqabah

Allah SWT berfirman (yang artinya): Dia selalu bersama kalian di mana pun kalian berada (QS al-Hadid: 4); Sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang tersembunyi di mata Allah, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi (QS Ali Imran: 6); Allah mengetahui mata yang berkhianat [yang mencuri pandang terhadap apa saja yang diharamkan] dan apa saja yang tersembunyi di dalam dada (QS Ghafir: 19).

Sebagian ulama mengisyaratkan, ayat-ayat ini merupakan tadzkirah (peringatan) bahwa: Allah Maha Tahu atas dosa-dosa kecil, apalagi dosa-dosa besar; Allah Mahatahu atas apa saja yang tersembunyi di dalam dada-dada manusia, apalagi yang tampak secara kasat mata.

Di sinilah pentingnya muraqabah. Muraqabah (selalu merasa ada dalam pengawasan Allah SWT) adalah salah satu maqam dari sikap ihsan, sebagaimana yang pernah diisyaratkan oleh Malaikat Jibril as. dalam hadits Rasulullah SAW, saat kepada beliau ditanyakan: apa itu ihsan? Saat itu Malaikat Jibril as sendiri yang menjawab, “Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat Dia. Jika engkau tidak melihat Allah maka sesungguhnya Dia melihat engkau.” (HR Muslim).

Jumat, 11 Maret 2011

Ruhul Islam Sultan Abdul Hamid II


Hidayatullah.com--Nama lengkap beliau adalah Abdul Hamid Khan ke-2 bin Abdul Majid Khan. Ia adalah putera Sultan Abdul Majid (dari istri kedua). Ibunya meninggal ketika beliau berusia 7 tahun. Ia adalah  Sultan (Khalifah) ke-27 yang memerintah Daulah Khilafah Islamiyah Turki Utsmani. Abdul-Hamid menggantikan saudaranya Sultan Murad V pada 31 Agustus 1876.
Pada 1909 Sultan Abdul-Hamid II dicopot kekuasaannya melalui kudeta militer, sekaligus memaksanya untuk mengumumkan sistem pemerintahan perwakilan dan membentuk parlemen untuk yang kedua kalinya. Ia diasingkan ke Tesalonika, Yunani. Selama Perang Dunia I, ia dipindahkan ke Istana Belarbe. Pada 10 Februari 1918, Sultan Abdul-Hamid II meninggal tanpa bisa menyaksikan runtuhnya institusi Negara Khilafah (1924), suatu peristiwa yang dihindari terjadi di masa pemerintahannya. Ia digantikan oleh saudaranya Sultan Muhammad Reshad (Mehmed V) .
***
Sultan Abdul Hamid sangat pandai berbicara bahasa Turki, Arab dan Farsi. Ia juga mempelajari beberapa buku tentang sastra dan puisi. Ketika ayahnya, Abdul Majid meninggal, pamannya, Abdul Aziz menggantikan menjadi Sultan (Khalifah). Namun Abdul Aziz tak lama sebagai Sultan. Ia dipaksa turun dari tahta dan kemudian dibunuh oleh musuh politik pemerintah Utsmaniyyah. Ia diganti oleh Sultan Murad, anak lelakinya, tetapi beliau juga diturunkan dari tahta dalam waktu yang singkat karena tidak mampu memerintah.
Pada 31 Agustus 1876 (1293H) Sultan Abdul Hamid dilantik menjadi Sultan dengan disertai bai'ah oleh umat Islam. Ia berusia 34 tahun ketika itu. Sultan Abdul Hamid menyadari, sebagaimana yang beliau nukilkan dalam catatan hariannya, bahwa ketika pembunuhan pamannya, dan juga perubahan kepemimpinan yang cepat adalah merupakan satu konspirasi untuk menjatuhkan pemerintahan Islam.

Pribadi Sultan Abdul Hamid telah dikaji hebat oleh Orietalis Barat. Ia pemimpin sebuah negara yang sangat besar yang ketika itu dalam kondisi sekarat dan tegang. Ia menghabiskan lebih 30 tahun dengan konspirasi internal dan eksternal, peperangan, revolusi dan perubahan yang tidak berhenti. Sultan Abdul Hamid sendiri mengungkapkan perasaannya pada hal ini di dalam tulisan dan puisinya. Satu contoh puisi beliau dalam buku, "Bapaku Abdul Hamid," ditulis oleh anak perempuannya bernama Aisya.

“Tuhanku,
Aku tahu Kaulah al-Aziz ...
dan tiada yang selainMu
yang Kaulah Satu-Satunya,
dan tiada yang lain Ya Allah,
pimpinlah tanganku dalam kesusahan ini,
Ya Allah, bantulah aku dalam saat-saat yang kritis ini.

 

Kamis, 10 Maret 2011

Backpackers ke Malaysia & S'pore dengan budget yang minim

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Kali ini kami akan sedikit menceritakan bagaimana perjalanan wisata ke Malaysia dan S'pore melalui Batam Centre dengan budget yang sangat minim. Alhamdulillah bisa melihat dan bertemu langsung dengan penduduk di sana dan sekaligus mengenal gaya hidup, budaya dan cara pandang masyarakat meskipun tidak secara mendalam karena waktunya hanya 5D4N.

Kami sekeluarga sudah merencanakan perjalanan ini jauh-jauh bulan. Asli, passport saya sudah ada sejak 6 bulan yang lalu sedangkan anak-anak dan istri sudah ada sejak 2 bulan yang lalu. Memang ada niatan untuk  bisa berkunjung ke Malaysia dan S'pore tapi dengan budget yg seminim mungkin tentunya, pikir-pikir dekat dari Batam dan sebelum selesai tugas disini. Meskipun dengan budget yang minim tapi untuk ukuran saya sekeluarga berangkat ke sana tentunya cukup besar artinya uang segitu. Demi anak-anak dan istri, semoga perjalanan ini diridhoi Allah SWT dan menjadi baroqah silaturahim ke warga di sana. Kebetulan saya pun ada kenalan di Malaysia jadi sekalian ketemu.

Seperti sudah kami sebutkan di atas, budget sudah kami rancang jauh-jauh bulan dengan berbagai macam metode alternatif. Bahkan saya sudah mempersiapkan pilihan sebanyak 5 alternatif rancangan perjalanan, aktfitas kami di kedua negara sampai dengan biaya yang kemungkinan akan dikeluarkan. Setelah berdiskusi dengan istri, akhirnya kami memutuskan alternatif yang ke 5 karena selain paling kecil biayanya dan juga sudah memenuhi keinginan anak yaitu wisata ke Zoo Negara dan Zoo S'pore.

Anggaran yang kami susun kemudian kami realisasikan secara bertahap dengan memisahkannya menjadi pemesanan yang bisa melalui online dan manual. Untuk pemesanan yang bisa melalui online meliputi pesanan kamar hotel dan tiket Bus KL - Spore (oneway). Sedangkan yang lainnya tidak bisa secara online jadinya terpaksa hanya melihat tarif melalui online kemudian kita rinci biaya yang kemungkinan akan dikeluarkan meliputi tiket ferry, bus, LRT, makan, tiket masuk ke zoo. Pembelian online dengan memesan kamar hotel untuk tinggal selama 2 hari yang paling murah untuk ukuran tinggal keluarga, Alhamdulillah kami dapat kamar superior di hotel **** di daerah Kajang Kuala Lumpur seharga RM 227 atau Rp. 680.000. Fasilitas 2 tempat tidur double, ironing board, laundry, air minum, kamar mandi, kopi, teh, pemanas air, kulkas mini, dan ruangan berjendela dengan pemandangan pertokoan dan Mall Plaza Kajang. Bolehlah kami sebutkan namanya Hotel Prescott Metro Inn Kajang. Kemudian, tiket bus KL - Spore kami dapatkan dengan harga @ S$ 20 pemberangkatan pukul 13.00 dari Genting Highland ke Kovan Spore. Pembelian tiket kapal ferry Batam Centre - Stulang Laut Johor Bahru 1 hari sebelum keberangkatan paling pagi pukul 07.30 seharga untuk dewasa Rp. 240.000 dan anak-anak Rp. 185.000 (one way).

Dua Tetes dan Dua Bekas yang Paling Dicintai Allah

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetes dan dua bekas. Setetes air mata yang menetes karena takut kepada Allah, dan setetes darah yang tumpah di jalan Allah. Adapun yang dua bekas, maka yaitu bekas-di antaranya adalah bekas jihad-di jalan Allah, dan bekas dari melakukan kewajiban di antara kewajiban-kewajiban dari Allah.” (HR. Tirmidzi). Abdullah bin Umar, semoga Allah senantiasa meridhai keduanya berkata: “Sungguh aku meneteskan air mata karena takut kepada Allah itu lebih aku cintai daripada aku bersedekah seribu dinar.” (HR. Baihaqi dalam Sya’bul Iman).

Sebagian Amal Ahli Surga

Nabi saw bersabda: Sungguh jika seorang muslim berinteraksi dengan masyarakat dan sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (akibat interaksi), lebih baik daripada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat dan tidak sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (HR. at-Tirmidzi, 9/416).

Mengikuti Sunnah

Umar bin Abdil Aziz pernah berkata: Rasulullah saw dan para pemimpin setelahnya telah menjalankan berbagai sunnah. Mengambil sunnah tersebut sama dengan membenarkan kitabullah, menyempurnakan ketaatan kepada ALLAH dan menguatkan agama ALLAH. Siapa saja yang mengamalkannya niscaya akan mendapatkan petunjuk, siapa yang memohon pertolongan kepada ALLAH dengan menjalankan sunnah maka ia pasti akan ditolong. Siapa yang menyalahi sunnah maka ia telah mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, ALLAH akan memalingkannya dari kebenaran dan memasukannya ke neraka jahannam

(Ibnu Abdil Barr dalam jami’ bayan al-ilm juz 2 hal 187)

Pengaruh Dosa dan Taat

Rasulullah SAW telah bersabda: perumpamaan orang yang melakukan keburukan (dosa) kemudian melakukan kebaikan (taat) seperti orang yang memakai baju sempit yang mencekiknya. Kemudian dia berbuat baik maka lepaslah 1 lingkaran, kemudian ia berbuat baik lagi, maka lepaslah 1 lingkaran yang lain hingga akhirnya ia bisa melepaskan dirinya dari cekikan baju tersebut. (HR. Ahmad & Thobroni)

Hati Bersih dan Kotor

Rasulullah SAW pernah bersabda: Fitnah (dosa) akan datang menyambangi hati berturut-turut secara bergantian. Maka hati mana saja yang dimasukinya akan terdapat titik hitam, dan hati mana saja yang mengingkarinya maka terdapat titik putih, hingga ahirnya adalah 2 hati. Pertama, hati yang putih bersih seperti batu yang licin dan mengkilap, hati seperti ini tidak akan bisa dipengaruhi oleh fitnah (dosa) selama ada langit dan bumi (selamanya). Kedua, hati yang hitam legam bagaikan gelas yang terbalik (tumpah), hati seperti ini tidak mengenal kebaikan (Islam) dan tidak mengingkari kemungkaran kecuali hanya mengenal nafsu yang masuk kedalamnya. (HR. Muslim)
 

. Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers