Ketika KERJAMU TIDAK DIHARGAI, maka saat itu kau sedang belajar arti KETULUSAN. Ketika USAHAMU dinilai TIDAK PENTING, maka saat itu kau sedang belajar arti KEIKHLASAN. Ketika HATIMU terluka SANGAT DALAM, maka saat itu kau sedang belajar arti MEMAAFKAN. Ketika kau harus LELAH & KECEWA, maka saat itu kau sedang belajar arti KESUNGGUHAN.

Jumat, 04 Februari 2011

Alhamdulillah Anakku Nakal

Assalammu'alaikum.
Ketika pertama kali dapat judul buku ini dari seorang teman, saya heran dan bertanya kok Alhamdulillah punya anak nakal tp kemudian teringat kembali renungan dulu apa betul segala kelakuan berlebihan yang keluar dari anak-anak adalah kenakalan. Kalau orang tua yang nakal mungkin karena nggak ada yang marahi jadinya nggak disebut nakal ya. Alhamdulillah saya dapat resensinya tapi belum hunting ke toko buku, Insya Allah kita hunting yuk biar dapat jawabannya lebih luas.



Pembahasan tentang anak selalu menjadi hal menarik bagi para orang tua. Terkadang ada beberapa orang tua terlalu berlebihan dalam menghadapi anak-anaknya. Anak yang sering bermain dan sulit disuruh belajar dianggap sebagai anak nakal. Padahal sesungguhnya setiap anak, baik anak manusia atau anak hewan diberi karunia untuk bermain, yang memungkinkan anak-anak tersebut dapat mengembangkan seluruh kemampuan motorik, otak dan emosi mereka. Karena bermain merupakan ‘alat canggih’ yang memungkinkan seorang anak untuk masuk dalam sebuah kegiatan yang paling serius, penting dan paling mengundang minat.

Sebagai orang tua atau guru, tidak selayaknya begitu mudah melabelkan kata nakal pada anak-anak kita. Anak yang aktif, usil, kadang tidak mau menurut orang tua, suka menggoda adik kakaknya, dan beberapa kali berantem dianggap sebagai anak nakal. Karena bisa jadi ‘kenakalan’ tersebut adalah tahapan yang harus dilewati seorang anak, yang akan menjadikannya lebih banyak mengalami, mampu merasakan kesedihan dan kegembiraan orang lain serta menjadikannya mengetahui apa yang harus dilakukan. Sehingga orang tua harus lebih bijaksana dalam menghadapi anak dan tidak keliru dalam menyikapi ‘kenakalan’ anak.

Jika orang tua atau guru sering melabelkan kata nakal pada anak maka secara tidak langsung telah menjadikan anak tersebut lebih nakal dari apa yang dilabelkan. Seperti tertulis dalam buku ini, ada beberapa pengaruh negatif yang sering terjadi jika orang tua dan lingkungan sekitar anak sering memberikan label-label buruk kepada anak, dantaranya:

1. Tumbuh konsep diri yang buruk, ia meyakini dirinya sebagai anak nakal, anak bandel, sesuai label yang diberikan kepadanya.
2. Anak menghadapi sebuah kondisi yang membingungkan dirinya, bahwa ia dilabeli dengan sebutan anak nakal, tetapi ia sendiri sering kurang mengerti mengapa ia diberi label seperti itu.
3. Muncul perasaan kurang percaya diri, karena sering sekali label tersebut menyebar dan menjadi bahan olokan teman sebayanya.
4. Bagi anak remaja yang tidak nyaman dengan label tersebut, seringkali ia rnelampiaskan perasaan tidak nyaman tersebut dengan protes. Jika ia dibilang nakal, maka ia justru bersikap seperti anak nakal sebagai tanda protesnya.
5. Pada titik tertentu, label positif seperti anak manis, anak baik, dan anak pemberani memberikan hasil bagi anak. Namun jika label tersebut diberikan terlalu sering, maka anak merasakan beban yang berat pada pundaknya dan pada akhirnya akan hilanglah spontanitas dirinya.

Membaca buku ini kita akan diajak menyibak sebuah rahasia setiap kenakalan anak. Diawali dengan paradigma tentang anak nakal, memahami berbagai karakter anak dan cara menghadapinya. Di beberapa bab, kita ‘disuguhi’ tentang jenis-jenis tingkah pola anak yang memungkinkan kita untuk mendeteksi atau bahkan mengevaluasi anak kita. Apakah anak kita termasuk anak yang memiliki kategori kenakalan eksploratif, kenakalan semu, kenakalan habitual, atau kenakalan sejati. Akhirnya, sedikit mengingatkan bahwa kenakalan anak seharusnya tidak menjadikan kita susah, selama tidak membahayakan bagi dirinya. Bisa jadi kita dulu lebih nakal dan lebih bandel daripada mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentar positif dan membangun dari blogger sekalian.

Dua Tetes dan Dua Bekas yang Paling Dicintai Allah

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetes dan dua bekas. Setetes air mata yang menetes karena takut kepada Allah, dan setetes darah yang tumpah di jalan Allah. Adapun yang dua bekas, maka yaitu bekas-di antaranya adalah bekas jihad-di jalan Allah, dan bekas dari melakukan kewajiban di antara kewajiban-kewajiban dari Allah.” (HR. Tirmidzi). Abdullah bin Umar, semoga Allah senantiasa meridhai keduanya berkata: “Sungguh aku meneteskan air mata karena takut kepada Allah itu lebih aku cintai daripada aku bersedekah seribu dinar.” (HR. Baihaqi dalam Sya’bul Iman).

Sebagian Amal Ahli Surga

Nabi saw bersabda: Sungguh jika seorang muslim berinteraksi dengan masyarakat dan sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (akibat interaksi), lebih baik daripada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat dan tidak sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (HR. at-Tirmidzi, 9/416).

Mengikuti Sunnah

Umar bin Abdil Aziz pernah berkata: Rasulullah saw dan para pemimpin setelahnya telah menjalankan berbagai sunnah. Mengambil sunnah tersebut sama dengan membenarkan kitabullah, menyempurnakan ketaatan kepada ALLAH dan menguatkan agama ALLAH. Siapa saja yang mengamalkannya niscaya akan mendapatkan petunjuk, siapa yang memohon pertolongan kepada ALLAH dengan menjalankan sunnah maka ia pasti akan ditolong. Siapa yang menyalahi sunnah maka ia telah mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, ALLAH akan memalingkannya dari kebenaran dan memasukannya ke neraka jahannam

(Ibnu Abdil Barr dalam jami’ bayan al-ilm juz 2 hal 187)

Pengaruh Dosa dan Taat

Rasulullah SAW telah bersabda: perumpamaan orang yang melakukan keburukan (dosa) kemudian melakukan kebaikan (taat) seperti orang yang memakai baju sempit yang mencekiknya. Kemudian dia berbuat baik maka lepaslah 1 lingkaran, kemudian ia berbuat baik lagi, maka lepaslah 1 lingkaran yang lain hingga akhirnya ia bisa melepaskan dirinya dari cekikan baju tersebut. (HR. Ahmad & Thobroni)

Hati Bersih dan Kotor

Rasulullah SAW pernah bersabda: Fitnah (dosa) akan datang menyambangi hati berturut-turut secara bergantian. Maka hati mana saja yang dimasukinya akan terdapat titik hitam, dan hati mana saja yang mengingkarinya maka terdapat titik putih, hingga ahirnya adalah 2 hati. Pertama, hati yang putih bersih seperti batu yang licin dan mengkilap, hati seperti ini tidak akan bisa dipengaruhi oleh fitnah (dosa) selama ada langit dan bumi (selamanya). Kedua, hati yang hitam legam bagaikan gelas yang terbalik (tumpah), hati seperti ini tidak mengenal kebaikan (Islam) dan tidak mengingkari kemungkaran kecuali hanya mengenal nafsu yang masuk kedalamnya. (HR. Muslim)
 

. Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers