Ketika KERJAMU TIDAK DIHARGAI, maka saat itu kau sedang belajar arti KETULUSAN. Ketika USAHAMU dinilai TIDAK PENTING, maka saat itu kau sedang belajar arti KEIKHLASAN. Ketika HATIMU terluka SANGAT DALAM, maka saat itu kau sedang belajar arti MEMAAFKAN. Ketika kau harus LELAH & KECEWA, maka saat itu kau sedang belajar arti KESUNGGUHAN.

Senin, 21 Februari 2011

Abdillah Onim, WNI Pertama Menikahi Gadis Gaza

Laki-laki yang baik akan bersama dengan wanita-wanita yang baik pula. Subhanallah wal hamdulillah wala ilaha illallah. Allahu Akbar. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.


Senin, 21/02/2011 11:35 WIB

Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Abdillah Onim, relawan MER-C Indonesia yang sedang menjalankan tugasnya di Gaza untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia, mempersunting seorang gadis warga Jabaliya bernama Rajaa Al-Hirthani.

Proses pernikahan Abdillah, terbilang unik dikarenakan untuk pertama kalinya seorang WNI menikah dengan warga Gaza, di Jalur Gaza. Selain itu, setelah beberapa kali meminang beberapa gadis di Jalur Gaza, mulai dari Khan younis, Shija’iya, Gaza, akhirnya Abdillah menemui pelabuhan hatinya di Jabaliya, sebuah kota kecil yang religius, berpenduduk super padat dengan jumlah lebih dari 70.000 jiwa.



Diperkenalkan oleh beberapa sahabat, Abdillah bertemu dengan calon istrinya dengan proses yang cukup islami, dengan cukup melihatnya satu kali, kemudian dilanjutkan dengan saling istikharah, untuk menentukan sikap apakah mereka saling menyetujui untuk membina rumah tangga.

Setelah istikharah, akhirnya mereka memutuskan untuk saling menerima. Proses pernikahan ini terbilang sangat unik juga, bertemu satu kali, tiga hari kemudian saling menerima, hari ke empat melamar, hari kelima penyerahan mahar, dan hari ke enam ijab qabul.

Saat melamar sang pujaan hatinya, selain ditemani oleh seluruh Tim Relawan Pembangunan RS Indonesia yang saat ini berjumlah 7 orang, Abdillah Onim juga ditemani oleh Ketua IHH Cabang Gaza, Muhammad Kaya. Berbeda dengan proses lamaran di Indonesia, proses melamar di Gaza terbilang sangat sederhana, hanya dihadiri oleh beberapa orang, kemudian menyepakati beberapa hal, seperti jumlah mahar, tanggal penyerahan mahar dan tanggal ijab qabul kemudian ditutup dengan doa.


Mengambil tempat di belakang rumah calon mempelai wanita dengan dihadiri oleh beberapa pejabat dari Pemerintah Gaza, Rabu (16/02), prosesi acara penyerahan mahar pun terbilang sangat sederhana dan hanya berlangsung kurang dari 20 menit. Mewakili keluarga Abdillah Onim, Shaikh Yakub Ismail Sulaiman, menyampaikan rasa terima kasih dan syukur yang mendalam kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena ini adalah pertama kalinya seorang WNI menikah dengan warga Gaza, dan pihak keluarga calon mempelai wanita menerima dengan tulus dan ikhlas pinangan Abdillah. Kemudian mahar sejumlah 3.000 USD pun diserahterimakan kepada orang tua laki-laki si mempelai wanita. Tampak hadir dalam acara tersebut, Walikota Bayt Lahiya, Dirjen Kementrian Transportasi, Perwakilan dari UIG (Universitas Islam Gaza), dan beberapa pejabat lainnya. Acara ditutup dengan doa, dilanjutkan makan manisan ala Gaza.

Keesokan harinya, Kamis 17 Februari 2011 tepat pukul 10.10 WG, bertempat di Mahkamah Pernikahan kota Jabaliya, Abdillah Onim mengucapkan Ijab Qabulnya. Bertindak sebagai wali dalam pernikahan tersebut adalah ayah mempelai wanita, dengan 2 orang saksi yaitu Shaikh Ya’kub Ismail Sulaiman dan Ibrahim Al-Hirthani. Abdillah tak kuasa menahan harunya, dengan suara nyaris tak terdengar deraian air mata membahasi pipinya tatkala mengucapkan ijab qabul. Resmilah Abdillah menyandang predikat sebagai seorang suami. Semua rekan-rekan relawan Indonesia memeluk Abdilah Onim, rasa bahagia dan haru menyelimuti semua relawan Indonesia. Subhanallah, Allah benar-benar menyayangi hamba-Nya.
Proses, pernikahan Abdillah juga diliput oleh berbagai media di Gaza, seperti Felesteen al ann dan Koran Risalah Palestina.


Sebagai seorang relawan yang bergabung di MER-C sejak tahun 1999, kehidupan Abdillah Onim memang sangat sederhana. Ia berasal dari sebuah daerah di wilayah Timur Indonesia yaitu Galela, kabupaten Halmahera Utara, provinsi Maluku Utara. Abdillah berangkat ke Gaza tujuh bulan yang lalu dengan meninggalkan ibu, keluarga, dan sanak familinya, begitu juga dengan pekerjaan yang menjadi penghidupannya sehari-hari. Tidak terbayang sedikitpun bahwa dia akan memperoleh istri warga Gaza.

Awalnya terasa berat tatkala pihak keluarga calon istri, meminta mahar sejumlah 3.000 USD. Tidak terbayang darimana uang sebanyak itu bisa dia siapkan. Sebagai seorang relawan yang bekerja tulus ikhlas, Abdillah memang sama sekali tidak mengharapkan imbalan atas apa yang dikerjakannya. Namun rekan-rekan sesama relawan Indonesia senantiasa men-support-nya, agar dia serahkan semuanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lima jam sebelum penyerahan mahar, uang yang dimiliki oleh Abdillah jauh dari mencukupi sejumlah tersebut.


Namun, Allah yang Maha Kaya, Aallah-lah yang mencukupkan seorang hamba tatkala dia akan menikah sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. An Nuur [24] : 32)

"Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya." (HR. Ahmad 2 : 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)

Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya, tepat beberapa jam sebelum mahar diserahkan, Alah Subhanahu wa Ta’ala memberikan rizki-Nya kepada sang hamba lewat sahabat-sahabat yang dengan tulus dan ikhlas memberikan bantuannya. Abdillah sangat terharu dengan pertolongan dari Allah yang datang seketika dan tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah atas limpahan kasih sayang yang diberikan-Nya. Tak lupa pula ucapan terima kasih atas segala bantuan yang tak ternilai harganya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas segala kebajikan para sahabat, teman, saudara semuanya dengan balasan yang lebih baik lagi. (MER-C/NIA – Relawan Pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentar positif dan membangun dari blogger sekalian.

Dua Tetes dan Dua Bekas yang Paling Dicintai Allah

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetes dan dua bekas. Setetes air mata yang menetes karena takut kepada Allah, dan setetes darah yang tumpah di jalan Allah. Adapun yang dua bekas, maka yaitu bekas-di antaranya adalah bekas jihad-di jalan Allah, dan bekas dari melakukan kewajiban di antara kewajiban-kewajiban dari Allah.” (HR. Tirmidzi). Abdullah bin Umar, semoga Allah senantiasa meridhai keduanya berkata: “Sungguh aku meneteskan air mata karena takut kepada Allah itu lebih aku cintai daripada aku bersedekah seribu dinar.” (HR. Baihaqi dalam Sya’bul Iman).

Sebagian Amal Ahli Surga

Nabi saw bersabda: Sungguh jika seorang muslim berinteraksi dengan masyarakat dan sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (akibat interaksi), lebih baik daripada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat dan tidak sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (HR. at-Tirmidzi, 9/416).

Mengikuti Sunnah

Umar bin Abdil Aziz pernah berkata: Rasulullah saw dan para pemimpin setelahnya telah menjalankan berbagai sunnah. Mengambil sunnah tersebut sama dengan membenarkan kitabullah, menyempurnakan ketaatan kepada ALLAH dan menguatkan agama ALLAH. Siapa saja yang mengamalkannya niscaya akan mendapatkan petunjuk, siapa yang memohon pertolongan kepada ALLAH dengan menjalankan sunnah maka ia pasti akan ditolong. Siapa yang menyalahi sunnah maka ia telah mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, ALLAH akan memalingkannya dari kebenaran dan memasukannya ke neraka jahannam

(Ibnu Abdil Barr dalam jami’ bayan al-ilm juz 2 hal 187)

Pengaruh Dosa dan Taat

Rasulullah SAW telah bersabda: perumpamaan orang yang melakukan keburukan (dosa) kemudian melakukan kebaikan (taat) seperti orang yang memakai baju sempit yang mencekiknya. Kemudian dia berbuat baik maka lepaslah 1 lingkaran, kemudian ia berbuat baik lagi, maka lepaslah 1 lingkaran yang lain hingga akhirnya ia bisa melepaskan dirinya dari cekikan baju tersebut. (HR. Ahmad & Thobroni)

Hati Bersih dan Kotor

Rasulullah SAW pernah bersabda: Fitnah (dosa) akan datang menyambangi hati berturut-turut secara bergantian. Maka hati mana saja yang dimasukinya akan terdapat titik hitam, dan hati mana saja yang mengingkarinya maka terdapat titik putih, hingga ahirnya adalah 2 hati. Pertama, hati yang putih bersih seperti batu yang licin dan mengkilap, hati seperti ini tidak akan bisa dipengaruhi oleh fitnah (dosa) selama ada langit dan bumi (selamanya). Kedua, hati yang hitam legam bagaikan gelas yang terbalik (tumpah), hati seperti ini tidak mengenal kebaikan (Islam) dan tidak mengingkari kemungkaran kecuali hanya mengenal nafsu yang masuk kedalamnya. (HR. Muslim)
 

. Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers