Ketika KERJAMU TIDAK DIHARGAI, maka saat itu kau sedang belajar arti KETULUSAN. Ketika USAHAMU dinilai TIDAK PENTING, maka saat itu kau sedang belajar arti KEIKHLASAN. Ketika HATIMU terluka SANGAT DALAM, maka saat itu kau sedang belajar arti MEMAAFKAN. Ketika kau harus LELAH & KECEWA, maka saat itu kau sedang belajar arti KESUNGGUHAN.

Jumat, 03 Desember 2010

Manado Bangun Menorah Yahudi Terbesar Sedunia, Jakarta Tutup Mata?

sumber : www.eramuslim.com
Kamis, 02/12/2010 12:59 WIB



Tokoh-tokoh Islam yang pernah bersuara nyaring pada awalnya dalam hal bergulirnya otonomi daerah, kini perlu bertanggung jawab. Tampaknya dengan menghindari kekuatan sentral semacam Soeharto, di masa lalu, disuarakan lah otonomi daerah.

Kenyataannya, setelah terlaksana, banyak tingkah pemda (pemerintah daerah) yang sangat menghamburkan dana, bahkan dalam rangka memberangus aqidah Ummat Islam.
Ada yang membuat patung paling besar di Bali sesuai kehinduannya, sedangkan di Denpasar Ummat islam sekitar 30-an persen dari jumlah penduduk sama sekali tidak dibolehkan memiliki kuburan Muslim. Bahkan membuat mushalla baru pun tidak boleh, apalagi masjid. Jakarta tampaknya tutup mata.


Padahal penerbangan Jakarta-Bali setiap akhir pekan yakni Jum’at sore sampai Senin pagi itu ibarat menjelang hari raya saja padatnya atau ramainya penumpang. Tetapi hal-hal yang memprihatinkan Ummat Islam seperti itu ya tidak pernah terlihat oleh mata mereka.

Ada di mana-mana pemda yang menggalakkan kemusyrikan sampai aneka macam sesaji larung laut, labuh sesaji ke gunung, menanam kepala kerbau ke gunung dan sebagainya ditumbuh suburkan di daerah-daerah. Bahkan sampai festival menikahkan kucing dengan upacara manten kucing pakai biaya 30 juta rupiah dari APBD pun diselenggarakan di Tulungagung Jawa Timur oleh Bupatinya. Pagelaran melecehkan Islam berupa upacara manten kucing dengan ijab qabul sebagaimana menikahkan orang Islam itu disuguhkan pihak Bupati Tuluangung pada 22 November 2010. Edan tenan!

Ada yang lebih gila lagi, atas nama membangun satu kuburan tokoh sesat pro Yahudi di Jombang, dikuraslah dana Rp180 miliyar dari APBD Kabupaten Jombang, APBD Provinsi Jawa Timur dan APBN Pusat. Diberitakan, anggaran untuk perbaikan kompleks makam KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng Kec. Diwek Kab. Jombang sebesar Rp 180 miliar.
Dari jumlah itu Pemkab Jombang urunan dana Rp 9 miliar dari APBD 2010. Sisanya sebanyak Rp 171 miliar urunan APBD Jatim dan APBN. (lihat surabayapost.co.id, Perluasan Makam Gus Dur Dimulai, Kamis, 12 Agustus 2010 | 21:24 WIB)

Yang tidak kalah mengagetkannya, di Manado dibangun menorah (simbol suci yahudi) setinggi 62 kaki atas biaya pemda. Itu mungkin terbesar sedunia. Bintang david pun tersebar di mana-mana di sana. Atas nama otonomi daerah tentunya, dan pakai dana dari rakyat.

Di balik itu, pemimpin yang beragama Islam, yang sebenarnya mampu membangun masjid di mana-mana, (ketika ogah) maka mudah sekali berkata: sekarang sudah tidak bisa, karena sudah otonomi daerah. Sehingga walaupun pemimpin yang mengaku Islam itu sudah berkuasa entah berapa periode, masih kalah dengan Abi Kusno Cokrosuyoso , adik HOS Tjokroaminoto, yang hanya jadi menteri perhubungan beberapa bulan di saat setelah merdeka, telah mampu membangun masjid atau langgar/mushalla di seluruh stasiun kereta api di Indonesia. Sampai sekarang jasa peninggalannya masih sangat bermanfaat bagi Ummat Islam. Alhamdulillah, barokah.

Kalau dulu pernah ada yang mohon maaf atas kekeliruan “ijtihad” politiknya, kini permohonan maaf perlu dicari jalan keluarnya agar umat Islam tidak semakin digerus aneka macam himpitan. Lebih-lebih rekan-rekan sejawat pun telah tampak berkhianat, sudah pro Yahudi terang-terangan. Di antaranya sebagaimana ditulis oleh Adian Husaini sebagai berikut:
Melalui LibForAll, lobi-lobi Israel di Indonesia terus dijalankan. Sesuai dengan namanya, organisasi ini sangat aktif dalam melakukan proses liberalisasi pemikiran Islam. Dua organisasi Islam terbesar menjadi sasaran utama, yaitu NU dan Muhammadiyah. Situs LibForAll berisi banyak foto kegiatan yang melibatkan tokoh-tokoh kedua organisasi tersebut. Tentu ini adalah upaya propaganda LibForAll yang ingin membangun citra, seolah-olah mereka sudah berhasil 'menguasai' dan 'mengatur' kedua organisasi Islam tersebut.

Kita memahami bentuk propaganda model LibForAll ini. Padahal, faktanya, baik di tubuh NU maupun Muhammadiyah, resistensi terhadap Yahudi dan Israel sangatlah tinggi. Apalagi, setelah pembantaian ribuan warga Gaza oleh Israel, citra Israel sebagai negara biadab semakin tertanam secara mendalam pada benak umat Islam Indonesia. Namun, LibForAll, melalui situsnya, terus membanggakan kisah suksesnya dalam menanamkan lobi Yahudi dan menyebarkan paham liberalisme di Indonesia.

Salah seorang yang dibangga-banggakan oleh LibForAll adalah yaitu Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, penasehat LibForAll yang juga guru besar UIN Yogya. Dalam situsnya, LibForAll menulis peran penting Munir Mulkhan dalam memberantas ekstrimisme di Muhammadiyah. (Adian Husaini, Lobi Yahudi dan Liberalisme di Indonesia, [Depok, 20 Februari 2009/hidayatullah.com]

Maaf, kadang ditulis seperti ini justru akan menjadikan pelakunya lebih dipopulerkan lagi oleh Yahudi, misalnya dengan diberi hadiah atas nama ini dan itu, lalu disiarkan ke seluruh dunia, diangkat-angkat dan kemudian lebih giat lagi berkiprah. Sebagaimana Goenawan Mohammad telah diberi hadiah dari Yahudi Israel, dan David Prize tahun 2006 dan sejumlah uang. Belum pernah terdengar bahwa Goenawan Mohammad mengembalikan hadiah dan uang dari Yahudi Israel itu.

Malah pernah terdengar, uang dari Yahudi Israel itu dibelikan tanah di Pejaten Jakarta Selatan. Tidak dijelaskan persis, apakah tanah itu yang kemudian dibangun gedung tempat mangkalnya orang-orang liberal sekarang ini atau bukan.

Tampaknya, Goenawan Mohammad hanya berani mengembalikan hadiah Bakrie Award di bidang Kesustraan tahun 2004. Keputusan Goenawan Mohammad tersebut dilatarbelakangi rasa kecewa akan tindakan Aburizal Bakrie selama ini, mulai dari kasus Lapindo sampai persoalan Century yang mengambinghitamkan Sri Mulyani dan Boediono.

Selain mengembalikan Bakrie Award, Goenawan Mohammad juga memulangkan hadiah uang tunai beserta bunganya dengan total Rp 154 juta kepada Freedom Institute.
Terhadap kasus pengembalian hadiah Bakrie namun tidak dilakukan pengembalian hadiah dari Yahudi Israel, ada komentrar:

Sebagai orang yang mendapatkan hadiah jurnalistik dari Yahudi seharusnya Goenawan Mohammad punya rasa malu. Kalau tidak berani mengembalikan hadiah jurnalistik dari Zionis Yahudi yang telah dia terima, berarti Goenawan Mohammad adalah tokoh yang tidak punya malu. (lihat nahimunkar.com, Sesama Liberal Ternyata Sewot Juga, June 23, 20101:05 am, http://www.nahimunkar.com/sesama-liberal-ternyata-sewot-juga/).

Di saat otonomi daerah mencengkeramkan kukunya, sementara itu yang dianggap atasannya juga kurang kuat, atau bahkan sudah diketahui pula bahwa kemungkinan “sama-sama menjilat asing”, maka yang terjadi adalah saling mendahului (antara daerah dan atasannya) dalam menjilat asing. Di situlah terjadi persaingan sama sekali tidak sehat, apalagi yang dijilat adalah teroris paling kejam sedunia yakni Yahudi Israel. Maka tidak mengherankan bila daerah semakin “nglunjak” dalam mencari muka ke Yahudi Israel, namun pusat tidak berani menyumprit (membunyikan peluit).

Sehingga keadaannya kemungkinan lebih buruk dibanding penjajahan masa lalu yang para penjilat penjajahnya masih terbatas, karena istilah “Belanda kafir” masih cukup ditakuti oleh Ummat Islam. Sehingga untuk mendekat-dekat “Belanda kafir” itu masih ada rasa sungkan.

Kenyataan kini, tokoh pendukung Yahudi yang sudah mati ternyata dielu-elukan dan kuburannya dibangun dengan ratusan miliar rupiah, maka tumbuh subur lah penjilat-penjilat baru bahkan ada sarana baru yakni atas nama otonomi daerah.

Dalam kasus ini, voaislam.com memberitakan, sebuah menorah raksasa setinggi 62 kaki, dan mungkin yang terbesar di dunia, baru saja dibangun. Menorah milik pemerintah daerah setempat ini melintasi pegunungan dan melewati kota Manado. Menorah adalah salah satu lambang suci peribadatan Yahudi.

Bendera-bendera Israel terlihat di pelataran ojek dekat tugu menorah raksasa. Salah satunya terletak di dekat sebuah sinagog yang dibangun sekitar enam tahun lalu. Langit-langit menorah tersebut berbentuk Bintang Daud (David Star) yang sangat besar. Semua fasilitas itu dibiayai oleh kas pemerintah daerah setempat.

Menurut Margarita Rumokoy, kepala Departemen Pariwisata Pemkab Minahasa Utara, Pemda mendirikan menorah raksasa tahun lalu dengan biaya sebesar 150 ribu dolar AS. Minahasa Utara adalah sebuah kabupaten yang mayoritas penduduknya adalah umat Kristen. (lihat voaislam.com, Cari Perhatian Yahudi, Manado Bikin Menorah Terbesar Sedunia, Selasa, 30 Nov 2010).

Terhadap penghamburan dana serta penjilatan terhadap Yahudi Israel seperti itu apakah Pusat Jakarta akan tutup mata?

Boleh jadi justru akan muncul orang-orang yang saling berlomba untuk pintar-pintaran dalam memberi dalih wal alasan tentang itu, agar nanti mendapatkan hadiah dari Yahudi Israel.
Sudah dapat dibaca aneka gelagat buruk antek-antek dan penjilat di negeri ini. Kalau toh kebusukan yang mereka sembunyikan dapat terbebas dari pengawasan manusia, tetap saja ada Yang Maha Mengetahui khianatnya mata:
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ [غافر/19]
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.(QS Ghafir atau al-Mu’min [40] : 19).

Ayat itu belum tentu mereka gubris, sehingga kemungkinan yang terjadi justru sesama pengkhianat akan saling bersaing…

Inilah salah satu resiko hidup di negeri yang isinya banyak pengkhianat. Maka yang dijilat adalah pengkhianat tingkat dunia yang telah dikecam oleh Allah Ta’ala! (haji).

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentar positif dan membangun dari blogger sekalian.

Dua Tetes dan Dua Bekas yang Paling Dicintai Allah

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetes dan dua bekas. Setetes air mata yang menetes karena takut kepada Allah, dan setetes darah yang tumpah di jalan Allah. Adapun yang dua bekas, maka yaitu bekas-di antaranya adalah bekas jihad-di jalan Allah, dan bekas dari melakukan kewajiban di antara kewajiban-kewajiban dari Allah.” (HR. Tirmidzi). Abdullah bin Umar, semoga Allah senantiasa meridhai keduanya berkata: “Sungguh aku meneteskan air mata karena takut kepada Allah itu lebih aku cintai daripada aku bersedekah seribu dinar.” (HR. Baihaqi dalam Sya’bul Iman).

Sebagian Amal Ahli Surga

Nabi saw bersabda: Sungguh jika seorang muslim berinteraksi dengan masyarakat dan sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (akibat interaksi), lebih baik daripada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat dan tidak sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (HR. at-Tirmidzi, 9/416).

Mengikuti Sunnah

Umar bin Abdil Aziz pernah berkata: Rasulullah saw dan para pemimpin setelahnya telah menjalankan berbagai sunnah. Mengambil sunnah tersebut sama dengan membenarkan kitabullah, menyempurnakan ketaatan kepada ALLAH dan menguatkan agama ALLAH. Siapa saja yang mengamalkannya niscaya akan mendapatkan petunjuk, siapa yang memohon pertolongan kepada ALLAH dengan menjalankan sunnah maka ia pasti akan ditolong. Siapa yang menyalahi sunnah maka ia telah mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, ALLAH akan memalingkannya dari kebenaran dan memasukannya ke neraka jahannam

(Ibnu Abdil Barr dalam jami’ bayan al-ilm juz 2 hal 187)

Pengaruh Dosa dan Taat

Rasulullah SAW telah bersabda: perumpamaan orang yang melakukan keburukan (dosa) kemudian melakukan kebaikan (taat) seperti orang yang memakai baju sempit yang mencekiknya. Kemudian dia berbuat baik maka lepaslah 1 lingkaran, kemudian ia berbuat baik lagi, maka lepaslah 1 lingkaran yang lain hingga akhirnya ia bisa melepaskan dirinya dari cekikan baju tersebut. (HR. Ahmad & Thobroni)

Hati Bersih dan Kotor

Rasulullah SAW pernah bersabda: Fitnah (dosa) akan datang menyambangi hati berturut-turut secara bergantian. Maka hati mana saja yang dimasukinya akan terdapat titik hitam, dan hati mana saja yang mengingkarinya maka terdapat titik putih, hingga ahirnya adalah 2 hati. Pertama, hati yang putih bersih seperti batu yang licin dan mengkilap, hati seperti ini tidak akan bisa dipengaruhi oleh fitnah (dosa) selama ada langit dan bumi (selamanya). Kedua, hati yang hitam legam bagaikan gelas yang terbalik (tumpah), hati seperti ini tidak mengenal kebaikan (Islam) dan tidak mengingkari kemungkaran kecuali hanya mengenal nafsu yang masuk kedalamnya. (HR. Muslim)
 

. Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers