Ketika KERJAMU TIDAK DIHARGAI, maka saat itu kau sedang belajar arti KETULUSAN. Ketika USAHAMU dinilai TIDAK PENTING, maka saat itu kau sedang belajar arti KEIKHLASAN. Ketika HATIMU terluka SANGAT DALAM, maka saat itu kau sedang belajar arti MEMAAFKAN. Ketika kau harus LELAH & KECEWA, maka saat itu kau sedang belajar arti KESUNGGUHAN.

Jumat, 03 Desember 2010

Hizbut Tahrir Tantang Paus Lakukan Debat Terbuka Tentang Hubungan Islam dengan Kekerasan

Dalam pernyataan provokatif, dan kekeliruan dalam menjelaskan fakta, Paus Vatikan Benediktus XVI mengatakan bahwa “Islam harus menjelaskan dua masalah: Hubungannya dengan kekerasan dan akal; kemudian masalah hak untuk mengubah agama (keyakinan). Inilah masalah sulit yang diakui oleh lawan bicara para aktivis Islam.”

Dalam hal ini, Benediktus XVI lupa dengan berbagai insiden penindasan yang dilakukan oleh Gereja, terutama terkait hak orang-orang Kristen Koptik yang pindah dari Kristen ke Islam.

Sebagaimana Paus Vatikan ini juga lupa bahwa perang Barat terhadap Islam dan kaum Muslim yang mengakibatkan jatuhnya jutaan korban tak berdosa di Irak dan Afghanistan, di mana semua itu dilakukan di bawah kedok perang agama, perang salib (crusades).


Paus Benediktus XVI selama serangkaian wawancara yang diterbitkan dalam buku “Cahaya Bumi: Paus, Gereja dan Tanda Zaman“, yang ditulis oleh seorang jurnalis Jerman, Peter Cevalld, dan diterbitkan hari Rabu lalu, menegaskan bahwa ia ingin dari pidatonya yang disampaikan di Universitas Regensburg agar menjadi “pelajaran akademis murni, tanpa dipahami bahwa seruan Paus tidak dapat diambil dari sudut pandang akademik, melainkan politik,” seperti yang ia katakan.

Benediktus XVI mengatakan, hingga pidato yang disampaikannya pada tahun 2005, yang memicu gelombang reaksi kemarahan di dunia Islam, “telah keluar dan diambil di luar konteksnya, dan memberikan dimensi politik yang tidak memiliki fakta,” katanya.

Ia menambahkan: “Namun, insiden ini telah menghasilkan dampak positif. Sebab dari kontroversi ini melahirkan dialog yang sangat intensif.” “Sungguh hal ini telah sampai pada kebenaran yang tidak dapat kembali ke belakang, seperti kata mereka,” tambahnya. Ia melanjutkan: “Ini penting untuk tetap melakukan kontak intensif dengan semua kekuatan Islam yang mau dan mampu berdialog.”

Benediktus XVI, dalam salah satu wawancara yang dipublikasikan dalam buku tersebut, mengatakan bahwa “dialog” dengan kaum Muslim menuntut “perlakuan yang sama”, dan mendesak para pemimpin politik di dunia Islam agar “menjamin kebebasan perpikir dan berkeyakinan bagi semua orang. Sehingga dengan semua ini akan menjadi mungkin bagi setiap individu untuk mengumumkan keyakinan mereka sendiri secara terbuka di depan umum.”

Perlu dicatat bahwa Hizbut Tahrir telah mengeluarkan pernyataan setelah pidato Benediktus XVI tersebut, yang isinya menantang Paus untuk melakukan debat publik, dan tidak menerima hanya dengan ucapan meminta maaf saja. Pernyataan ini ditutup dengan dua kata: Pertama, Hizbut Tahrir menantang Paus Roma dalam debat terbuka yang landasannya akal dan akal saja. Sehingga semuanya menjadi jelas bagi setiap yang memiliki mata. Apalagi alamat kantor-kantor media Hizbut Tahrir semuanya jelas dan dikenal di berbagai belahan dunia di mana Hizbut Tahrir beroperasi. Dan dalam hal ini, Paus tinggal memilih waktu dan tempat yang diinginkan, (waktu dan tempat di mana kami dan Anda sama-sama bisa).

Kedua, Kami tidak ingin permintaan maaf dari Paus Roma. Sebab ia tidak mengatakan semua itu karena kesalahan yang tidak sengaja, atau ketidaktahuan yang tidak diperhitungkan. Namun ia mengatakannya dengan sangat sengaja, dengan perkataan yang jelas bukan sindiran. Sehingga hal ini tidak cukup hanya dengan permintaan maaf saja (kantor berita HT, 1/12/2010).

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentar positif dan membangun dari blogger sekalian.

Dua Tetes dan Dua Bekas yang Paling Dicintai Allah

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetes dan dua bekas. Setetes air mata yang menetes karena takut kepada Allah, dan setetes darah yang tumpah di jalan Allah. Adapun yang dua bekas, maka yaitu bekas-di antaranya adalah bekas jihad-di jalan Allah, dan bekas dari melakukan kewajiban di antara kewajiban-kewajiban dari Allah.” (HR. Tirmidzi). Abdullah bin Umar, semoga Allah senantiasa meridhai keduanya berkata: “Sungguh aku meneteskan air mata karena takut kepada Allah itu lebih aku cintai daripada aku bersedekah seribu dinar.” (HR. Baihaqi dalam Sya’bul Iman).

Sebagian Amal Ahli Surga

Nabi saw bersabda: Sungguh jika seorang muslim berinteraksi dengan masyarakat dan sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (akibat interaksi), lebih baik daripada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat dan tidak sabar atas hal-hal yang menyakitkan dari mereka (HR. at-Tirmidzi, 9/416).

Mengikuti Sunnah

Umar bin Abdil Aziz pernah berkata: Rasulullah saw dan para pemimpin setelahnya telah menjalankan berbagai sunnah. Mengambil sunnah tersebut sama dengan membenarkan kitabullah, menyempurnakan ketaatan kepada ALLAH dan menguatkan agama ALLAH. Siapa saja yang mengamalkannya niscaya akan mendapatkan petunjuk, siapa yang memohon pertolongan kepada ALLAH dengan menjalankan sunnah maka ia pasti akan ditolong. Siapa yang menyalahi sunnah maka ia telah mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, ALLAH akan memalingkannya dari kebenaran dan memasukannya ke neraka jahannam

(Ibnu Abdil Barr dalam jami’ bayan al-ilm juz 2 hal 187)

Pengaruh Dosa dan Taat

Rasulullah SAW telah bersabda: perumpamaan orang yang melakukan keburukan (dosa) kemudian melakukan kebaikan (taat) seperti orang yang memakai baju sempit yang mencekiknya. Kemudian dia berbuat baik maka lepaslah 1 lingkaran, kemudian ia berbuat baik lagi, maka lepaslah 1 lingkaran yang lain hingga akhirnya ia bisa melepaskan dirinya dari cekikan baju tersebut. (HR. Ahmad & Thobroni)

Hati Bersih dan Kotor

Rasulullah SAW pernah bersabda: Fitnah (dosa) akan datang menyambangi hati berturut-turut secara bergantian. Maka hati mana saja yang dimasukinya akan terdapat titik hitam, dan hati mana saja yang mengingkarinya maka terdapat titik putih, hingga ahirnya adalah 2 hati. Pertama, hati yang putih bersih seperti batu yang licin dan mengkilap, hati seperti ini tidak akan bisa dipengaruhi oleh fitnah (dosa) selama ada langit dan bumi (selamanya). Kedua, hati yang hitam legam bagaikan gelas yang terbalik (tumpah), hati seperti ini tidak mengenal kebaikan (Islam) dan tidak mengingkari kemungkaran kecuali hanya mengenal nafsu yang masuk kedalamnya. (HR. Muslim)
 

. Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers