Cuci otak dan buruknya sistem pendidikan di Indonesia nampaknya sangat berkaitan. Bagaimana kasus cuci otak bisa menjalar dari ABG sampai dgn Mahasiswa ? Dan mengapa dikaitkan dengan ajaran Islam berupa kelompok NII yg sesat, padahal kalau dilihat dgn cermat yg diserang dan justru tidak menguntungkan bagi dakwah Islam yang mulia ? Ada apa sebenarnya ?
Buruknya sistem pendidikan di negeri kapitalis hedonis spt Indonesia seharusnya bisa menjadi jawaban awal dalam melihat kasus ini. Bagaimana tidak, mayoritas pemeluk agama Islam ada di Indonesia (setidaknya begitu menurut data statistic) namun pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah umum sangatlah sedikit dalam segi waktu maupun muatannya. Tidak cukup untuk mendidik seorang anak untuk memikirkan tentang hakikat hidup dan tujuannya. Banyak hukum yg sering dilanggar apalagi diketahui, makanya tidak heran di sekolah-sekolah berbasis Islam pun tidak luput dari kemaksiatan perilaku penghuninya mulai dari pacaran hingga berzina, yg akhwat mengenakan kerudung hanya saat di sekolah, bergunjing, bolos, perkelahian, pornografi, music yg kebablasan hingga gandrung kepada konser idolanya, dll. Ini sekolah yg berbasis Islam apalagi yg sekolah umum, tidak heran bila mungkin lebih parah lagi.
Padahal dari segi psikologis, seorang ABG menghabiskan waktunya paling banyak untuk pencarian diri. Ibaratnya menjunjung di langit tidak, menapak di bumi juga tidak begitu kata ahli psikologi forensic yg saya lihat di tv bang one kemarin. Jika ABG diartikan masih dalam masa pencarian, apa yg mereka cari dan bagaimana ilmu yg bisa memberikan mereka kepada tujuan pencarian yang benar ? Jawabannya yg shoheh bagi orang yg beragama Islam tentunya adalah agama Islam beserta aturan kehidupannya, tidak ada yg lain. Maka tidak heran jika sebagian ABG hingga mahasiswa lebih banyak mencari jawaban-jawaban dalam memecahkan masalah kehidupan yg dihadapinya maupun yg terjadi di negara ini diluar jalur pendidikan formal, karena darisana menawarkan begitu banyak pemikiran dan jalan yg dapat mereka ambil disertai dengan dalil-dalilnya yg sering tidak mereka kritisi kebenarannya. Beruntung bagi mereka yg menemukan kelompok diskusi yg membawa kepada kebenaran yg hakiki, bukan kepada aliran sesat dan menyesatkan.
Setelah sekian banyak kasus diatas yg sebenarnya sudah terjadi sejak bertahun-tahun yg lalu mengapa baru sekarang diangkat dan kemudian muncul dalam bentuk yg lebih ekstrim berupa bom dimana-mana ? Apakah ada kesengajaan dari pemegang kebijakan dan aparatnya untuk merusak generasi Islam dan siap sedia memanfaatkannya untuk menjatuhkan kemuliaan Islam dan ummatnya ? Jawabannya yg sangat paling mudah adalah, “Siapa yg diuntungkan dengan adanya kasus ini ?”
Lemahnya pertahanan Negara ini bukan karena aparatnya yg memegang senjata usang karena tidak masalah senjata usang kalau yg dihadapi rakyatnya sendiri yg tidak bersenjata bukannya aggressor asing dengan senjata canggih. Makin lemahnya Negara ini tidak lain adalah karena semakin lemahnya mental masyarakatnya, pemikiran dan perasaannya mereka sdh tidak karuan. Kebebasan yg tidak ada aturan halal haram menjadi penyebab utama, betapa ketika anak yg hendak beranjak dewasa belum juga menemukan jati diri yg sempurna, lahirlah si kecil yg sejak bayi sudah disuguhi dengan pendidikan tv yg serba boleh. Jadi masalah dari 1 generasi ke generasi berikutnya tidak pernah terselesaikan.
Mari kita kembali kepada pertanyaan, “Siapa yg diuntungkan dengan adanya kasus ini ?” ummat Islam bukan, kepentingan asing dengan agen-agennya di dalam negeri ? Begitulah kira-kira angin yg berhembus sekarang seiring dgn adanya RUU Intelijen yg didesak untuk disahkan.
Aneh bin ajaib, ketika kasus bom dan cuci otak yg justru berkedok Islam dan menjatuhkan kemuliaan Islam kemudian muncul solusi yg justru akan dipakai untuk memberangus aktivis Islam dan pemikiran Islam yg selama ini disebarkan dengan cara intelektual, damai dan tanpa kekerasan. Ibarat yg berbuat orang di luar Islam tetapi yg jd sasaran justru ummat Islam. Inilah yg namanya memfitnah dan memanfaatkan kelemahan berfikir masyarakat. Mengapa sasarannya pelajar menengah dan mahasiswa ? Ini kaitannya dengan lemahnya berfikir masyarakat. Ketika para pelajarnya sdh digambarkan dalam ancaman yg serius, mudah dicuci otak maka para orang tua khususnya akan begitu ketakutan karena mereka pun merasa yakin pendidikan agama yg selama ini diberikan di sekolah sangat kurang apalagi ditambah peran orang tua pun dalam memahami agama sangat minim. Bayangkan, jika orang tuanya saja sangat minim pemahaman agama Islam, bagaimana mereka akan memberikan ilmu kepada anaknya. Maka tidak heran jk kebanyakan orang tua mungkinsering hanya menasihati anaknya yg sdh beranjak dewasa dengan pesan jadi anak yang baik ya nak. Ketakutan para orang tua terhadap keadaan ini yg nantinya akan dimanfaatkan oleh para pembenci Islam untuk memfitnah dan membungkam aktivis Islam yg senantiasa menyampaikan kebenaran Islam tanpa kekerasan. Ketika aktivis Islam dengan cara damai dan lebih mengedepankan hujjah yg kuat, intelektualitas dengan mengajak para penentu kebijakan beserta aparatnya untuk berdiskusi tidak bisa dikalahkan dan tetap pada pendiriannya yg lebih kuat dari baja krn begitulah keimanan kepada Allah. Maka dengan cara apalagi untuk mengalahkan aktivis Islam selain dengan cara-cara kotor sekotor pemikiran para pembeci Islam yaitu menghembuskan fitnah dan kebencian terhadap Islam, dengan harapan masyarakat yg sdg lemah ini akan terpengaruh dan menjadikan aktivis Islam sebagai ancaman ditengah-tengah masyarakat sehingga harus diwaspadai. Diskusi-diskusi Islam akan sangat jadi momok bagi masyarakat. Naudzubillah.
Seharusnya kasus cuci otak dan yang lainnya semisal ahmadiyah diselesaikan dengan cara Islam karena pelakunya baik direkayasa keberadaannya ataupun memang kesalahan berfikir dengan mengatasnamakan Islam dalam aktivitasnya telah merusak ajaran Islam yg mulia. Mereka jelas telah menghalalkan yg diharamkan Allah dan mengaharamkan yg dihalalkan Allah. Jika saja tidak adanya rekayasa dari aparat Intelijen yg seharusnya melindungi Negara dan masyarakat serta tidak mengekor kepada kepentingan asing, masalah ini sdh bisa diselesaikan dengan cepat. Ummat Islam yg dirugikan dalam kasus ini akan sangat terbuka membantu mengungkap aktor dibalik ini dan menyerahkannya untuk dibina agar kembali kepada Islam atau menerima hukuman yg setimpal. Tp jika ummat Islam hanya menjadi penonton yg kemudian tiba-tiba dimunculkan karena ada kebutuhan, wajar jika masyarakat hanya melihat kasus ini sengaja dimunculkan demi tujuan pemesannya yaitu barat dan sekutunya.
Inilah salah satu bukti kebenaran Al Qur’an hingga akhir jaman tersebut di dalam Surah Al BAqarah ayat 217 :
Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh, mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fii Dzilalil Quran menegaskan: “Sesungguhnya “fitnah terhadap agama” berarti permusuhan terhadap sesuatu yang paling suci dalam kehidupan manusia. Karena itu, ia lebih besar bahayanya daripada pembunuhan, lebih kejam daripada membunuh jiwa seseorang, menghilangkan nyawa dan menghilangkan kehidupan. Baik fitnah itu berupa intimidasi maupun perbuatan nyata atau berupa peraturan dan perundang-undangan bejat yang dapat menyesatkan manusia, merusak dan menjauhkan mereka dari manhaj Allah serta menganggap indah kekafiran dan memalingkan manusia dari agama Allah itu”.
Sebagai agama yang menekankan perdamaian, pada dasarnya Islam tidak menghendaki terjadinya peperangan dan permusuhan antar manusia meskipun mereka berbeda agama, tapi bila orang-orang kafir sudah sampai pada tingkat memerangi kaum muslimin, maka pembalasan harus dilakukan dan bila mereka berhenti memerangi umat Islam apalagi mereka masuk Islam, maka permusuhanpun diakhiri. Karena itu, Sayyid Quthb menambahkan: “Betapa mulianya Islam ini. Dia melambai-lambaikan ampunan dan rahmat bagi orang-orang kafir dan menggugurkan hukum qishash dari mereka semata-mata karena mereka mau masuk ke dalam barisan Islam setelah sebelumnya mereka membunuh dan memfitnahnya serta melakukan berbagai macam tindakan kasar terhadapnya. Tujuan perang ialah memberikan jaminan agar manusia tidak difitnah lagi dari (memasuki atau melaksanakan) agama Allah, dan agar mereka tidak dijauhkan atau dimurtadkan darinya dengan kekuatan atau semacamnya seperti kekuatan undang-undang yang mengatur kehidupan umum manusia dan kekuatan-kekuatan untuk menyesatkan dan merusak”.
Fitnah-fitnah dalam kehidupan sudah ada sejak jaman dahulu, dan Islam telah memberikan solusi yg paripurna. Solusi dari Pencipta Alam Semesta dan yg paling mengetahui urusan makhluk-makhluknya yaitu Allah Subhanahu wata’ala. Melalui Rasul-rasul-Nya yang mulai hingga penutup para Rasul yaitu yang mulia Rasulullah Muhammad solallahu ‘alaihi wa aalihi wassalam.
Jadi mana yang mau diambil, Islam dengan kemuliaannya atau Barat dengan permasalahannya ?
Demikianlah penjelasan yg ringkas ini, mudah-mudah bisa menjadi amalan saya sebagai pesan untuk membuka cakrawala berfikir kritis solutif dan tetap menjadikan Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.
Para Penulis yang Mengukir Inspirasi Bagi Dunia
-
Tulisan memiliki kekuatan luar biasa untuk menginspirasi, mengubah, dan
mengukir ketenaran bagi banyak tokoh dunia. Banyak individu yang telah
mencapai ket...
1 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih untuk komentar positif dan membangun dari blogger sekalian.